Saturday, October 24, 2015

The best Psychologist




Dalam sebulan ini, psikologis saya benar-benar terombang ambing. Ini lucu, saya adalah lulusan psikologi yang seakan membutuhkan seorang psikolog.

Di bulan ini, saya telah dua kali menolak pekerjaan, bukan murni karna kemauan saya, namun lebih didasari lingkungan yang tidak mendukung. Ini bukan pengalaman yang baik, namun ini lebih ke pengalaman yang buruk. Karena terkadang, menolak pekerjaan jauh lebih menyakitkan dibandingkan ditolak pekerjaan.

Pengalaman pertama saya menolak pekerjaan adalah dimulai ketika saya datang ke sebuah acara jobfair di Banjarmasin. Saya iseng meletakkan lamaran ke sebuah perusahaan yang lumayan besar dimana ia membuka cabang di kota saya ini. Saya mengikuti seleksi bersama seratusan orang, tes tersebut terbagi menjadi 3 tahap yang dilaksanakan dalam 2 bulan. Seleksi administrasi, psikotes, hingga wawancara. Saya pun lolos hingga tahap wawancara, dimana mulai muncul lah keraguan saya. Peserta yang lolos saat itu tertinggal menjadi 4 orang. Ketika wawancara, saya baru mengetahui bahwa wilayah kerja yang harus saya tangani adalah Kalimantan selatan dan Kalimantan tengah, dimana akan banyak perjalanan keluar kota yang harus di jalani. Dan ketika saya diskusikan ke keluarga, ternyata dari keluarga kurang memberikan dukungan. Betapa kagetnya saya ketika mas dari pihak perusahaan mengabari bahwa saya adalah satu-satunya yang terpilih untuk menjadi bagian dari perusahaan tersebut dan disiapkan untuk pergi menemui bos di kantor pusat di Jakarta sebelum bekerja di Banjarmasin. Posisi yang ditawarkan pun termasuk salah satu posisi tinggi untuk seorang fresh graduate seperti saya, hingga fasilitas-fasilitas dan gaji yang ditawarkan begitu sangat menggoda (yang tentu sesuai dengan beratnya tanggungjawab saya bila bekerja disitu).

Tuesday, August 18, 2015

Surat ke- 7 : Nyaman Vs Cinta



Hai, apa kabar ? 

Wah, rasanya seperti sudah lama sekali tidak menulis surat untuk kamu. Aku sebenarnya ingin bilang, walau aku tidak menulis surat bukan berarti aku melupakanmu.. tapi, aku mengurungkan kembali niat itu. Hehe.. karena faktanya, aku mungkin memang sedikit melupakanmu. Aku benar-benar  lebih memilih jujur seperti ini dibanding harus berbohong padamu. Hm. Aku mungkin terlalu asyik bermain dengan teman-teman dan kehidupanku sendiri. Aku seperti tenggelam di dalamnya. Aku benar-benar minta maaf. 

Lalu, tak sengaja aku mendengar sebuah lagu yang mengingatkanku kembali tentangmu. Benar-benar yang terbayang pertama kali olehku adalah kamu, walau aku tidak tau bentukmu seperti apa. Tapi kamu masih berwujud manusia kan ? Haha, siapa tau kamu ternyata lebih mirip malaikat. Aku mulai pintar menggombal dari terakhir aku menuliskan surat untukmu. 

Coba cek lagunya.

Monday, May 11, 2015

Entah..


Saya sudah mulai lelah..
Lelah dengan semua yang terjadi.

Tuesday, March 24, 2015

KKN 121




Hai hai, postingan kali ini di sponsori oleh sulitnya mengumpulkan semangat untuk menulis lagi. Heyuuh.
*melakukan pemanasan jari*

Kali ini, saya ingin sekali menuliskan cerita tentang keluarga baru yang saya temukan selama proses KKN. Hehe, iya, saya sudah KKN looooooooooh. KKN yang super menyenangkaaaaan.
*tebar-tebar bunga ala emot line*

Sebenarnya ini adalah postingan yang telat untuk dituliskan, karena ingatan saya tentang KKN pun sedikit demi sedikit sudah mulai memudar. KKN sudah berakhir sekitar…… entahlah (karna sudah hampir setengah tahun lebih), walau begitu saya dan teman-teman masih tetap berhubungan erat. Eh, tidak erat-erat juga sih. *lalu dibuang dari kelompok KKN unit 121*

Yap.
Saya berada di unit 121 yang dipercayakan kepada desa Wonolelo, dusun Ngagrong, di gunung Merbabu. Saya tidak ingin bercerita tentang bagaimana indahnya pemandangan di dusun tersebut, karena pasti akan jadi postingan yang paaaaaaanjang sekali dalam melukiskan keindahan disana. Seakan tidak ada kata yang cukup dalam mengiaskan indahnya alam disana. Dari sana, seakan dunia adalah milik kita (baik ini agak lebay). Tapi, memang betul. Pertama kali saya tiba disana untuk observasi, saya hanya bisa terbengong-bengong bagai orang kampung yang tidak pernah melihat pemandangan alam sebagus disana, rasanya seakan berada di surga walau saya tidak pernah tahu surga itu seperti apa. Yah, walau begitu surga pasti beribu kali lipat lebih bagus lagi, wah kalau di Ngagrong saja sudah sebagus itu bagaimana indahnya surga nanti ya. Mungkin saya akan pingsan saking takjubnya.

Saya pun sebenarnya juga tidak ingin bercerita mengenai keramahan penduduk disana, bagaimana semuanya sudah saya anggap seperti keluarga sendiri. Keakraban antar tetangga yang mereka bina sungguh lebih dari keluarga sendiri. Mungkin karena rumah disana berdekatan semua, berbeda dengan di kota yang jauh dipisahkan oleh sebongkah pagar. Saya teringat ketika saya sedang sakit, tiba-tiba saja ketika keluar rumah hampir semua ibu-ibu, adik-adik, dan para remaja putri menanyakan kondisi saya.

“ Mbak manda lagi sakit ya katanya ? “ 
“ Mbak ayo sini mampir rumah saya dulu, nanti saya buatkan minuman jahe biar mbak cepat sembuh “  
“ Mbak ayo sini saya pijatkan saja ya “ 

Dan baaaaaaanyak lagi.
Ketika saya dan teman-teman saya sedang mendaki gunung Merbabu dan kami terlambat pulang karena suatu hal pun, para warga sangat mengkhawatirkan kami sampai-sampai ada yang menangis. Beberapa mencoba menghubungi, namun hp kami semua memang dalam keadaan off. Ketika keesokannya kami sampai di posko (rumah kami selama di Ngagrong), para warga langsung menggerubungi dan menanyakan kabar kami semua. Hhaah.. itu hanya 0.0001% cerita tentang keramahan para warga selama sebulan kami berada disana.

Dan yang paling saya banggakan dari dusun tersebut adalah tentang penghafal Qur’annya. Jadi, disana memang ada sebuah mesjid serta TPA untuk menghafal Qur’an. Baru sekitar 2 tahun berdiri, namun warga sangat menerima nya dengan antusias. Para remaja yang baru berumur 15 tahun dsb telah berhasil menghafalkan sekitar 5 juz dalam 2 tahun. Para warga pun, baik ibu-ibu, anak2, serta remaja telah menggunakan jilbab syar’I panjang yang sesuai dengan syariat Allah. Kami pernah berdiskusi dengan para remaja disana, dan mereka benar-benar membuat saya takjub. Mereka bercerita tentang menjaga pandangan serta pergaulan dengan lawan jenis, serta tentang bau parfum yang tidak boleh dicium oleh kaum adam. Mereka bahkan membatasi sms dengan lawan jenis karena takut mendekati zina. Banyak hal yang saya pelajari dan ambil maknanya dari setiap ucapan serta perbuatan mereka. Jujur, saya disana bukan mengajar selayaknya mahasiswa KKN, namun saya lebih banyak belajar dari para warga desa disana, terutama masalah akhlak dan moral.

Baik, karena saya sudah lama tidak menulis, guna tetap menjaga otot-otot jari saya (hihi), sepertinya saya pun harus membatasi cerita-cerita indah yang banyak sekali terjadi selama saya disana. Saya menyesal kenapa saya tidak membuat buku harian semacam diary ketika berada disana. Banyak hal terindah selama hidup saya yang terjadi disana. Seperti saat membantu warga untuk menanam sayuran di ladang, serta bermain dengan para anak-anak kecil ke tengah hutan demi melihat air terjun yang ternyata sudah mengering. Haha, benar-benar hutan! Bukan hutan mainan atau olahan yang sudah dijadikan tempat pariwisata. Enggaaaaak. Dan saya hanya sendirian orang dewasanya, sedangkan yang lain adalah anak kecil. Saat itu yang lain sedang tidur, sih.

Hobby baru saya selama disana adalah berjemur di pagi hari ketika ada matahari, karena suhu udara disana sangat lah dingin. Yaiyalah, dusun itu termasuk yang dekat dengan puncak gunung Merbabu dibanding dusun lainnya. Namun, matahari juga jarang menampakkan sinarnya, jadi ketika di pagi hari terlihat matahari saya akan berteriak kesenangan dan meloncat keluar untuk merasakan kehangatan (?) hahaha. Mandi serasa bagai diguyur air es, bahkan terkadang lebih dingin. Kalau keluar malam-malam keatap buat nongkrong, saya biasanya menggunakan sarung tangan. Karna kalau tidak seperti itu benar-benar bisa menggigil. Bahkan di sore hari saja, kami sangat sering menggigil karena kedinginan. Btw, atap adalah tempat nongkrong terasik. Karena dari sana pemandangan pagi, siang, sore, bahkan malam (untuk melihat bintang) teramat amat amat amat amat sangat indaaaaah. Kalaupun malam saya harus sendirian nongkrong naik keatap, saya berani melakukannya (terlebih buat cari sinyal telponan sih, hahaha). Padahal disana sangat gelap karna hampir tidak ada lampu jalan. Tapi berkat itu, bintang menjadi terlihat sangat indah dari sana.

Begitu pula dengan teman saudara-saudari sekelompok saya yang sudah menjadi keluarga baru saya, kenangan dengan mereka tak kalah indah. Kita semua berada di bawah atap yang sama selama sebulan, makan dan minum yang sama, memandang bintang dan langit yang sama, merasakan keramahan yang sama, menonton film yang sama dengan menggunakan proyektor, serta hal lainnya. Bagaimana kita setiap malam selalu melakukan hal-hal bodoh indah bersama, seperti duduk diatas atap sampai larut malam sambil memandang bintang dan saling curhat satu sama lain, melakukan permainan kartu dengan hukuman-hukuman yang sangat menyebalkan seperti harus jujur-jujuran menjawab berbagai pertanyaan, menonton film dari yang sedih sampai ngakak bersama-sama sampai laruuut malam, dimarahin bersama-sama karena terlalu keras tertawa saat larut malam, memasak dan membersihkan rumah bersama-sama, pergi ke pasar bergantian, dll. Kita pernah menangis dan tertawa bersama. Kita pernah dimarahi dinasehati dan disayangi bersama-sama oleh banyak orang. Kita sering mengkhawatirkan satu sama lain, dan terkadang kita berdebat akibat terlalu khawatir akan keadaan satu sama lain. Kalian tahu, mereka sangat berarti bagi saya. Mereka tahu berbagai sifat yang bahkan jarang orang lain mengetahuinya. Mereka mampu membuat saya benar-benar menjadi diri saya sendiri saat berada di dekat kalian. Mereka mampu mengungkap sifat-sifat buruk saya dan tetap menerimanya dengan hati terbuka. Mereka tahu bahwa saya adalah orang yang sangat suka berbasa-basi, moody, pemarah, ngeyel, dsb. Mereka tahu bahwa saya terkadang sangat suka menyimpan segala nya sendiri dan berkata baik-baik saja agar tidak membuat orang lain khawatir, tapi disaat tertentu dapat menjadi sangat sering mengeluh dan terus saja mengeluh. Saya terkadang menjadi menyebalkan dan senang sekali melakukan sebuah permainan psikologis untuk orang lain, mereka tahu bahwa terkadang saya bisa jadi sejahat itu. Mereka tahu bahwa saya sangat suka tiba-tiba menghilang tanpa kabar ketika berada di posko dan berjalan keluar sendirian. Mereka tahu bahwa saya sangat gengsi hanya untuk berkata rindu dengan mereka bahkan disaat saya benar-benar sangat rindu, tapi ketika hal tersebut sudah tidak dapat ditahan lagi maka saya pun akan mengatakannya dg jujur. Tentu saja, merindukan mereka adalah hal yang sangat mudah bagi saya.

Kita pernah menakhlukan gunung bersama-sama, kita juga pernah menakhlukan arung jeram bersama-sama, kita sering menakhlukan kesunyian malam dan berbagi cerita bersama. Bahkan jika yang kita bicarakan adalah hal yang sudah diungkit berkali-kali, kita tidak pernah bosan dan tetap tertawa. Karena hal konyol itu, cerita manis itu, hanya kita yang tau dan merasakan betapa berharganya itu. Mereka, harta berharga saya. Sungguh.

Sebelum ingatan itu semakin memudar satu demi satu, maka izinkan saya untuk menorehkan sekilas tentang mereka secara singkat. Kami ber9 adalah saudara kakak beradik, maka saya akan menuliskannya dari yang urutan nya paling tua.

Monday, February 9, 2015

Puskaga



Banyak sekali yang tidak sempat saya tuliskan disini. Bahkan kenangan super berharga seperti kkn, moment ulangtahun, dsb nya pun sudah tak sempat lagi teruraikan dalam halaman blog ini. Salah satu yang membuat waktu saya sangat tersita dalam beberapa bulan ini (dan beberapa bulan yang akan datang) adalah PEKERJAAN. Haha, sumpah serasa jadi orang sok sibuk banget. Iyuh.

Sunday, February 8, 2015

Surat teruntuk Diri Sendiri




Rasanya aneh, ketika -dengan tiba2- masa lalu mulai mengetuk kembali ruang ingatan kita. Mengetahui apa yang dulu tidak kamu ketahui, membuatmu berusaha menerka-nerka kejadian dulu yang pernah singgah. Hal itu tentu saja membuat memori-memori manis yang sempat kamu lupakan menjadi teringat lagi.
Semoga perasaan itu tidak kembali lagi, pinta hatimu.
Tapi apa daya, siapa yang tahu isi hati manusia selanjutnya kecuali Allah ? Dia Yang Maha Pengatur. Yang membuatmu lupa, dan membuatmu mengingat kembali.
Kata “seandainya dulu..” terus bermain di kepala.
Mengapa tiba-tiba harus mengetahuinya sekarang ?
Menyesal ? Tapi bukankah masa itu telah berlalu ? Mengetahuinya sekarang pun harusnya tidak akan mengubah apapun kan ?
Hanya saja.. ada sesuatu yang aneh disini, di hati. Seakan masih ada rasa yang tersisa.
Bahkan, jika dulu pun dapat mengetahuinya, apa yang akan berubah ? Kalian tetap akan seperti ini, jauh. Walau sebenarnya jarak ini terkadang menyakitkan. Namun, percaya lah bahwa Allah punya takdir-Nya sendiri, takdir yang jauh lebih indah. Dan kamu tidak ingin menodai nya dengan hal-hal buruk yang tidak disukai-Nya kan. Kau tahu, bahwa ia adalah orang yang benar-benar paham akan hal ini. 

Monday, November 24, 2014

Hey, smile.





Haha apa ya yang ingin aku tulis. Sebenarnya aku pun juga tidak tahu apa yang ingin aku tulis. Hanya saja, rasanya ingin sekali menuliskan sesuatu hingga terasa lega.

Lagi-lagi ini tentang rindu. Entah kenapa aku selalu dilemahkan oleh rindu. Aku tau, aku bukan lah orang yang cukup baik. Karna orang yang baik tau bagaimana cara mengontrol rindu disaat yang bukan waktunya. Aku seperti ini, wanita yang bisa jadi terdiam lama hanya karna rindu yang tiba-tiba datang. Aku harus bagaimana. Ini menyebalkan, aku begitu merindukannya, tapi aku tidak dapat berbuat apa-apa.

Pernah disuatu hari aku begitu ingin menemuimu dan tiba-tiba kita dipertemukan secara tidak sengaja, kau tahu, jantungku berdetak dengan sangat kencangnya hingga aku benar-benar bingung dan tidak tau harus berbuat apa saat itu. Yang bisa aku lakukan hanyalah terdiam seakan aku tidak terlalu peduli padamu. Aku terlalu sibuk menata detak jantungku sendiri. 

Friday, September 19, 2014

Moved.





Beberapa hal telah terjadi dan mulai mengubahku perlahan. Mungkin Manda yang dulu, akan berbeda dengan Manda yang sekarang. Aku merasa lebih kuat dalam menghadapi sesuatu. Beberapa hal itu menempa dan membangunkan kekuatan dalam diriku. Mungkin benar kata orang, semakin banyak cobaan yang menimpamu maka akan semakin matang pula kekuatanmu. Aku tidak pernah tau kalau aku ternyata sekuat ini, ya mungkin seberapa kuatnya diri seseorang itu memang akan terlihat ketika cobaan itu datang. Sebagaimana ia dapat menghadapi cobaan itu dengan tetap tegar berdiri. Aku pernah ingin menyerah dan melarikan diri, tentu saja. Sebelum "hal" itu datang, aku telah berencana untuk melarikan diri dan bersembunyi darinya. Namun, tentu saja aku telah menampar diriku sendiri atas rencana bodoh tersebut.

Monday, September 15, 2014

Cerita Iseng di Malam Hari




Bukankah manusia gak bisa memilih untuk jatuh cinta dengan siapa ?
Lalu, bagaimana jika akhirnya dia jatuh cinta pada orang yang salah ?
Yang bahkan tanpa disadarinya tiba-tiba namanya terus disebut dalam doa di tiap-tiap pertemuannya dengan Tuhan.
Ia tengah mencoba untuk tidak menyebut nama itu lagi di hadapan Tuhannya.
Namun, ia tidak bisa. Ia gagal.
Nama itu terus terucap tanpa disadari.
Bukan untuk meminta agar orang itu dapat menyukainya kembali, melainkan doa agar orang yang namanya terus disebut itu mendapatkan bahagia dan perlindungan yang besar dari-Nya.
Naïve.
Tentu saja.
Baginya, entah bodoh atau apa, jatuh cinta pada orang tersebut bukan tentang segala usaha untuk mendapatkannya.
Melainkan, tentang segala usaha agar dapat menyaksikan orang tersebut bahagia.
Karena baginya, melihat orang itu terus tersenyum sudah sangat menenangkan hatinya.

Monday, May 26, 2014

Autumn.





Ada orang yang hadir sesaat hanya untuk memperlihatkan kepada saya manisnya dicintai. Terimakasih karena telah pernah ada dan membuat saya tersenyum dengan pesan-pesan singkat yang sempat hadir, baik yang secara langsung anda tuliskan maupun yang dititipkan melalui sapaan orang lain. Kali ini, anda harus menemukan kebahagiaan anda yang sebenarnya. Yang ada padanya, tentu saja. Jangan tersesat terlalu jauh disini. Mungkin, saya bukan autumn yang dicari, saya hanya seorang summer bagi anda. Sebuah tempat singgah sebelum anda sempat menyadari perasaan yang sebenarnya. Kali ini, kita sama-sama harus terus bergerak. Bergerak memperbaiki diri. Seperti anda yang harus menemukan autumn anda sendiri, dan saya yang akan menjadi autumn bagi seorang yang lain.

Cerita ini, terimakasih. Terimakasih. Terimakasih. 

The best Psychologist




Dalam sebulan ini, psikologis saya benar-benar terombang ambing. Ini lucu, saya adalah lulusan psikologi yang seakan membutuhkan seorang psikolog.

Di bulan ini, saya telah dua kali menolak pekerjaan, bukan murni karna kemauan saya, namun lebih didasari lingkungan yang tidak mendukung. Ini bukan pengalaman yang baik, namun ini lebih ke pengalaman yang buruk. Karena terkadang, menolak pekerjaan jauh lebih menyakitkan dibandingkan ditolak pekerjaan.

Pengalaman pertama saya menolak pekerjaan adalah dimulai ketika saya datang ke sebuah acara jobfair di Banjarmasin. Saya iseng meletakkan lamaran ke sebuah perusahaan yang lumayan besar dimana ia membuka cabang di kota saya ini. Saya mengikuti seleksi bersama seratusan orang, tes tersebut terbagi menjadi 3 tahap yang dilaksanakan dalam 2 bulan. Seleksi administrasi, psikotes, hingga wawancara. Saya pun lolos hingga tahap wawancara, dimana mulai muncul lah keraguan saya. Peserta yang lolos saat itu tertinggal menjadi 4 orang. Ketika wawancara, saya baru mengetahui bahwa wilayah kerja yang harus saya tangani adalah Kalimantan selatan dan Kalimantan tengah, dimana akan banyak perjalanan keluar kota yang harus di jalani. Dan ketika saya diskusikan ke keluarga, ternyata dari keluarga kurang memberikan dukungan. Betapa kagetnya saya ketika mas dari pihak perusahaan mengabari bahwa saya adalah satu-satunya yang terpilih untuk menjadi bagian dari perusahaan tersebut dan disiapkan untuk pergi menemui bos di kantor pusat di Jakarta sebelum bekerja di Banjarmasin. Posisi yang ditawarkan pun termasuk salah satu posisi tinggi untuk seorang fresh graduate seperti saya, hingga fasilitas-fasilitas dan gaji yang ditawarkan begitu sangat menggoda (yang tentu sesuai dengan beratnya tanggungjawab saya bila bekerja disitu).

Surat ke- 7 : Nyaman Vs Cinta



Hai, apa kabar ? 

Wah, rasanya seperti sudah lama sekali tidak menulis surat untuk kamu. Aku sebenarnya ingin bilang, walau aku tidak menulis surat bukan berarti aku melupakanmu.. tapi, aku mengurungkan kembali niat itu. Hehe.. karena faktanya, aku mungkin memang sedikit melupakanmu. Aku benar-benar  lebih memilih jujur seperti ini dibanding harus berbohong padamu. Hm. Aku mungkin terlalu asyik bermain dengan teman-teman dan kehidupanku sendiri. Aku seperti tenggelam di dalamnya. Aku benar-benar minta maaf. 

Lalu, tak sengaja aku mendengar sebuah lagu yang mengingatkanku kembali tentangmu. Benar-benar yang terbayang pertama kali olehku adalah kamu, walau aku tidak tau bentukmu seperti apa. Tapi kamu masih berwujud manusia kan ? Haha, siapa tau kamu ternyata lebih mirip malaikat. Aku mulai pintar menggombal dari terakhir aku menuliskan surat untukmu. 

Coba cek lagunya.

Entah..


Saya sudah mulai lelah..
Lelah dengan semua yang terjadi.

KKN 121




Hai hai, postingan kali ini di sponsori oleh sulitnya mengumpulkan semangat untuk menulis lagi. Heyuuh.
*melakukan pemanasan jari*

Kali ini, saya ingin sekali menuliskan cerita tentang keluarga baru yang saya temukan selama proses KKN. Hehe, iya, saya sudah KKN looooooooooh. KKN yang super menyenangkaaaaan.
*tebar-tebar bunga ala emot line*

Sebenarnya ini adalah postingan yang telat untuk dituliskan, karena ingatan saya tentang KKN pun sedikit demi sedikit sudah mulai memudar. KKN sudah berakhir sekitar…… entahlah (karna sudah hampir setengah tahun lebih), walau begitu saya dan teman-teman masih tetap berhubungan erat. Eh, tidak erat-erat juga sih. *lalu dibuang dari kelompok KKN unit 121*

Yap.
Saya berada di unit 121 yang dipercayakan kepada desa Wonolelo, dusun Ngagrong, di gunung Merbabu. Saya tidak ingin bercerita tentang bagaimana indahnya pemandangan di dusun tersebut, karena pasti akan jadi postingan yang paaaaaaanjang sekali dalam melukiskan keindahan disana. Seakan tidak ada kata yang cukup dalam mengiaskan indahnya alam disana. Dari sana, seakan dunia adalah milik kita (baik ini agak lebay). Tapi, memang betul. Pertama kali saya tiba disana untuk observasi, saya hanya bisa terbengong-bengong bagai orang kampung yang tidak pernah melihat pemandangan alam sebagus disana, rasanya seakan berada di surga walau saya tidak pernah tahu surga itu seperti apa. Yah, walau begitu surga pasti beribu kali lipat lebih bagus lagi, wah kalau di Ngagrong saja sudah sebagus itu bagaimana indahnya surga nanti ya. Mungkin saya akan pingsan saking takjubnya.

Saya pun sebenarnya juga tidak ingin bercerita mengenai keramahan penduduk disana, bagaimana semuanya sudah saya anggap seperti keluarga sendiri. Keakraban antar tetangga yang mereka bina sungguh lebih dari keluarga sendiri. Mungkin karena rumah disana berdekatan semua, berbeda dengan di kota yang jauh dipisahkan oleh sebongkah pagar. Saya teringat ketika saya sedang sakit, tiba-tiba saja ketika keluar rumah hampir semua ibu-ibu, adik-adik, dan para remaja putri menanyakan kondisi saya.

“ Mbak manda lagi sakit ya katanya ? “ 
“ Mbak ayo sini mampir rumah saya dulu, nanti saya buatkan minuman jahe biar mbak cepat sembuh “  
“ Mbak ayo sini saya pijatkan saja ya “ 

Dan baaaaaaanyak lagi.
Ketika saya dan teman-teman saya sedang mendaki gunung Merbabu dan kami terlambat pulang karena suatu hal pun, para warga sangat mengkhawatirkan kami sampai-sampai ada yang menangis. Beberapa mencoba menghubungi, namun hp kami semua memang dalam keadaan off. Ketika keesokannya kami sampai di posko (rumah kami selama di Ngagrong), para warga langsung menggerubungi dan menanyakan kabar kami semua. Hhaah.. itu hanya 0.0001% cerita tentang keramahan para warga selama sebulan kami berada disana.

Dan yang paling saya banggakan dari dusun tersebut adalah tentang penghafal Qur’annya. Jadi, disana memang ada sebuah mesjid serta TPA untuk menghafal Qur’an. Baru sekitar 2 tahun berdiri, namun warga sangat menerima nya dengan antusias. Para remaja yang baru berumur 15 tahun dsb telah berhasil menghafalkan sekitar 5 juz dalam 2 tahun. Para warga pun, baik ibu-ibu, anak2, serta remaja telah menggunakan jilbab syar’I panjang yang sesuai dengan syariat Allah. Kami pernah berdiskusi dengan para remaja disana, dan mereka benar-benar membuat saya takjub. Mereka bercerita tentang menjaga pandangan serta pergaulan dengan lawan jenis, serta tentang bau parfum yang tidak boleh dicium oleh kaum adam. Mereka bahkan membatasi sms dengan lawan jenis karena takut mendekati zina. Banyak hal yang saya pelajari dan ambil maknanya dari setiap ucapan serta perbuatan mereka. Jujur, saya disana bukan mengajar selayaknya mahasiswa KKN, namun saya lebih banyak belajar dari para warga desa disana, terutama masalah akhlak dan moral.

Baik, karena saya sudah lama tidak menulis, guna tetap menjaga otot-otot jari saya (hihi), sepertinya saya pun harus membatasi cerita-cerita indah yang banyak sekali terjadi selama saya disana. Saya menyesal kenapa saya tidak membuat buku harian semacam diary ketika berada disana. Banyak hal terindah selama hidup saya yang terjadi disana. Seperti saat membantu warga untuk menanam sayuran di ladang, serta bermain dengan para anak-anak kecil ke tengah hutan demi melihat air terjun yang ternyata sudah mengering. Haha, benar-benar hutan! Bukan hutan mainan atau olahan yang sudah dijadikan tempat pariwisata. Enggaaaaak. Dan saya hanya sendirian orang dewasanya, sedangkan yang lain adalah anak kecil. Saat itu yang lain sedang tidur, sih.

Hobby baru saya selama disana adalah berjemur di pagi hari ketika ada matahari, karena suhu udara disana sangat lah dingin. Yaiyalah, dusun itu termasuk yang dekat dengan puncak gunung Merbabu dibanding dusun lainnya. Namun, matahari juga jarang menampakkan sinarnya, jadi ketika di pagi hari terlihat matahari saya akan berteriak kesenangan dan meloncat keluar untuk merasakan kehangatan (?) hahaha. Mandi serasa bagai diguyur air es, bahkan terkadang lebih dingin. Kalau keluar malam-malam keatap buat nongkrong, saya biasanya menggunakan sarung tangan. Karna kalau tidak seperti itu benar-benar bisa menggigil. Bahkan di sore hari saja, kami sangat sering menggigil karena kedinginan. Btw, atap adalah tempat nongkrong terasik. Karena dari sana pemandangan pagi, siang, sore, bahkan malam (untuk melihat bintang) teramat amat amat amat amat sangat indaaaaah. Kalaupun malam saya harus sendirian nongkrong naik keatap, saya berani melakukannya (terlebih buat cari sinyal telponan sih, hahaha). Padahal disana sangat gelap karna hampir tidak ada lampu jalan. Tapi berkat itu, bintang menjadi terlihat sangat indah dari sana.

Begitu pula dengan teman saudara-saudari sekelompok saya yang sudah menjadi keluarga baru saya, kenangan dengan mereka tak kalah indah. Kita semua berada di bawah atap yang sama selama sebulan, makan dan minum yang sama, memandang bintang dan langit yang sama, merasakan keramahan yang sama, menonton film yang sama dengan menggunakan proyektor, serta hal lainnya. Bagaimana kita setiap malam selalu melakukan hal-hal bodoh indah bersama, seperti duduk diatas atap sampai larut malam sambil memandang bintang dan saling curhat satu sama lain, melakukan permainan kartu dengan hukuman-hukuman yang sangat menyebalkan seperti harus jujur-jujuran menjawab berbagai pertanyaan, menonton film dari yang sedih sampai ngakak bersama-sama sampai laruuut malam, dimarahin bersama-sama karena terlalu keras tertawa saat larut malam, memasak dan membersihkan rumah bersama-sama, pergi ke pasar bergantian, dll. Kita pernah menangis dan tertawa bersama. Kita pernah dimarahi dinasehati dan disayangi bersama-sama oleh banyak orang. Kita sering mengkhawatirkan satu sama lain, dan terkadang kita berdebat akibat terlalu khawatir akan keadaan satu sama lain. Kalian tahu, mereka sangat berarti bagi saya. Mereka tahu berbagai sifat yang bahkan jarang orang lain mengetahuinya. Mereka mampu membuat saya benar-benar menjadi diri saya sendiri saat berada di dekat kalian. Mereka mampu mengungkap sifat-sifat buruk saya dan tetap menerimanya dengan hati terbuka. Mereka tahu bahwa saya adalah orang yang sangat suka berbasa-basi, moody, pemarah, ngeyel, dsb. Mereka tahu bahwa saya terkadang sangat suka menyimpan segala nya sendiri dan berkata baik-baik saja agar tidak membuat orang lain khawatir, tapi disaat tertentu dapat menjadi sangat sering mengeluh dan terus saja mengeluh. Saya terkadang menjadi menyebalkan dan senang sekali melakukan sebuah permainan psikologis untuk orang lain, mereka tahu bahwa terkadang saya bisa jadi sejahat itu. Mereka tahu bahwa saya sangat suka tiba-tiba menghilang tanpa kabar ketika berada di posko dan berjalan keluar sendirian. Mereka tahu bahwa saya sangat gengsi hanya untuk berkata rindu dengan mereka bahkan disaat saya benar-benar sangat rindu, tapi ketika hal tersebut sudah tidak dapat ditahan lagi maka saya pun akan mengatakannya dg jujur. Tentu saja, merindukan mereka adalah hal yang sangat mudah bagi saya.

Kita pernah menakhlukan gunung bersama-sama, kita juga pernah menakhlukan arung jeram bersama-sama, kita sering menakhlukan kesunyian malam dan berbagi cerita bersama. Bahkan jika yang kita bicarakan adalah hal yang sudah diungkit berkali-kali, kita tidak pernah bosan dan tetap tertawa. Karena hal konyol itu, cerita manis itu, hanya kita yang tau dan merasakan betapa berharganya itu. Mereka, harta berharga saya. Sungguh.

Sebelum ingatan itu semakin memudar satu demi satu, maka izinkan saya untuk menorehkan sekilas tentang mereka secara singkat. Kami ber9 adalah saudara kakak beradik, maka saya akan menuliskannya dari yang urutan nya paling tua.

Puskaga



Banyak sekali yang tidak sempat saya tuliskan disini. Bahkan kenangan super berharga seperti kkn, moment ulangtahun, dsb nya pun sudah tak sempat lagi teruraikan dalam halaman blog ini. Salah satu yang membuat waktu saya sangat tersita dalam beberapa bulan ini (dan beberapa bulan yang akan datang) adalah PEKERJAAN. Haha, sumpah serasa jadi orang sok sibuk banget. Iyuh.

Surat teruntuk Diri Sendiri




Rasanya aneh, ketika -dengan tiba2- masa lalu mulai mengetuk kembali ruang ingatan kita. Mengetahui apa yang dulu tidak kamu ketahui, membuatmu berusaha menerka-nerka kejadian dulu yang pernah singgah. Hal itu tentu saja membuat memori-memori manis yang sempat kamu lupakan menjadi teringat lagi.
Semoga perasaan itu tidak kembali lagi, pinta hatimu.
Tapi apa daya, siapa yang tahu isi hati manusia selanjutnya kecuali Allah ? Dia Yang Maha Pengatur. Yang membuatmu lupa, dan membuatmu mengingat kembali.
Kata “seandainya dulu..” terus bermain di kepala.
Mengapa tiba-tiba harus mengetahuinya sekarang ?
Menyesal ? Tapi bukankah masa itu telah berlalu ? Mengetahuinya sekarang pun harusnya tidak akan mengubah apapun kan ?
Hanya saja.. ada sesuatu yang aneh disini, di hati. Seakan masih ada rasa yang tersisa.
Bahkan, jika dulu pun dapat mengetahuinya, apa yang akan berubah ? Kalian tetap akan seperti ini, jauh. Walau sebenarnya jarak ini terkadang menyakitkan. Namun, percaya lah bahwa Allah punya takdir-Nya sendiri, takdir yang jauh lebih indah. Dan kamu tidak ingin menodai nya dengan hal-hal buruk yang tidak disukai-Nya kan. Kau tahu, bahwa ia adalah orang yang benar-benar paham akan hal ini. 

Hey, smile.





Haha apa ya yang ingin aku tulis. Sebenarnya aku pun juga tidak tahu apa yang ingin aku tulis. Hanya saja, rasanya ingin sekali menuliskan sesuatu hingga terasa lega.

Lagi-lagi ini tentang rindu. Entah kenapa aku selalu dilemahkan oleh rindu. Aku tau, aku bukan lah orang yang cukup baik. Karna orang yang baik tau bagaimana cara mengontrol rindu disaat yang bukan waktunya. Aku seperti ini, wanita yang bisa jadi terdiam lama hanya karna rindu yang tiba-tiba datang. Aku harus bagaimana. Ini menyebalkan, aku begitu merindukannya, tapi aku tidak dapat berbuat apa-apa.

Pernah disuatu hari aku begitu ingin menemuimu dan tiba-tiba kita dipertemukan secara tidak sengaja, kau tahu, jantungku berdetak dengan sangat kencangnya hingga aku benar-benar bingung dan tidak tau harus berbuat apa saat itu. Yang bisa aku lakukan hanyalah terdiam seakan aku tidak terlalu peduli padamu. Aku terlalu sibuk menata detak jantungku sendiri. 

Moved.





Beberapa hal telah terjadi dan mulai mengubahku perlahan. Mungkin Manda yang dulu, akan berbeda dengan Manda yang sekarang. Aku merasa lebih kuat dalam menghadapi sesuatu. Beberapa hal itu menempa dan membangunkan kekuatan dalam diriku. Mungkin benar kata orang, semakin banyak cobaan yang menimpamu maka akan semakin matang pula kekuatanmu. Aku tidak pernah tau kalau aku ternyata sekuat ini, ya mungkin seberapa kuatnya diri seseorang itu memang akan terlihat ketika cobaan itu datang. Sebagaimana ia dapat menghadapi cobaan itu dengan tetap tegar berdiri. Aku pernah ingin menyerah dan melarikan diri, tentu saja. Sebelum "hal" itu datang, aku telah berencana untuk melarikan diri dan bersembunyi darinya. Namun, tentu saja aku telah menampar diriku sendiri atas rencana bodoh tersebut.

Cerita Iseng di Malam Hari




Bukankah manusia gak bisa memilih untuk jatuh cinta dengan siapa ?
Lalu, bagaimana jika akhirnya dia jatuh cinta pada orang yang salah ?
Yang bahkan tanpa disadarinya tiba-tiba namanya terus disebut dalam doa di tiap-tiap pertemuannya dengan Tuhan.
Ia tengah mencoba untuk tidak menyebut nama itu lagi di hadapan Tuhannya.
Namun, ia tidak bisa. Ia gagal.
Nama itu terus terucap tanpa disadari.
Bukan untuk meminta agar orang itu dapat menyukainya kembali, melainkan doa agar orang yang namanya terus disebut itu mendapatkan bahagia dan perlindungan yang besar dari-Nya.
Naïve.
Tentu saja.
Baginya, entah bodoh atau apa, jatuh cinta pada orang tersebut bukan tentang segala usaha untuk mendapatkannya.
Melainkan, tentang segala usaha agar dapat menyaksikan orang tersebut bahagia.
Karena baginya, melihat orang itu terus tersenyum sudah sangat menenangkan hatinya.

Autumn.





Ada orang yang hadir sesaat hanya untuk memperlihatkan kepada saya manisnya dicintai. Terimakasih karena telah pernah ada dan membuat saya tersenyum dengan pesan-pesan singkat yang sempat hadir, baik yang secara langsung anda tuliskan maupun yang dititipkan melalui sapaan orang lain. Kali ini, anda harus menemukan kebahagiaan anda yang sebenarnya. Yang ada padanya, tentu saja. Jangan tersesat terlalu jauh disini. Mungkin, saya bukan autumn yang dicari, saya hanya seorang summer bagi anda. Sebuah tempat singgah sebelum anda sempat menyadari perasaan yang sebenarnya. Kali ini, kita sama-sama harus terus bergerak. Bergerak memperbaiki diri. Seperti anda yang harus menemukan autumn anda sendiri, dan saya yang akan menjadi autumn bagi seorang yang lain.

Cerita ini, terimakasih. Terimakasih. Terimakasih.