Tuesday, August 18, 2015

Surat ke- 7 : Nyaman Vs Cinta



Hai, apa kabar ? 

Wah, rasanya seperti sudah lama sekali tidak menulis surat untuk kamu. Aku sebenarnya ingin bilang, walau aku tidak menulis surat bukan berarti aku melupakanmu.. tapi, aku mengurungkan kembali niat itu. Hehe.. karena faktanya, aku mungkin memang sedikit melupakanmu. Aku benar-benar  lebih memilih jujur seperti ini dibanding harus berbohong padamu. Hm. Aku mungkin terlalu asyik bermain dengan teman-teman dan kehidupanku sendiri. Aku seperti tenggelam di dalamnya. Aku benar-benar minta maaf. 

Lalu, tak sengaja aku mendengar sebuah lagu yang mengingatkanku kembali tentangmu. Benar-benar yang terbayang pertama kali olehku adalah kamu, walau aku tidak tau bentukmu seperti apa. Tapi kamu masih berwujud manusia kan ? Haha, siapa tau kamu ternyata lebih mirip malaikat. Aku mulai pintar menggombal dari terakhir aku menuliskan surat untukmu. 

Coba cek lagunya.
Tulus - Sepatu



Oh ya,

Kemarin, aku mengaku pasrah kepada mama.
Kita berdiskusi panjang setelah banyak nya hal yang terjadi pada hidup kami selama belakangan ini. Diskusi tentang berbagai hal, termasuk tentangmu.
Kau tau, aku sudah benar-benar pasrah tentang siapa kamu.
Aku sudah tidak benar-benar meyakini tentang cinta yang harus ada sebelum menikah (Kau tau, aku sempat memegang prinsip ini dengan sangat kuatnya). Karena sekarang aku menyadari.. bahwa sesungguhnya cinta yang benar-benar mendalam itu harusnya tumbuh setelah menikah, yaitu setelah terbukti bahwa kamu memanglah jodohku. Agar tidak salah lagi aku dalam melangkah.
Walau begitu, aku tidak lah sebegitu pasrahnya. Hehe.
Aku mengatakan pada mama di malam itu, “ Manda hanya berharap jika ada lelaki sholeh yang dapat membuat manda merasa nyaman didekatnya, serta ia bersedia untuk mendatangi mama abah guna membicarakan hal serius tentang pernikahan, maka Manda insyAllah akan menerima lamarannya” .

 ......
Karena menurut saya, rasa nyaman tidak sejauh rasa cinta. Cinta sudah pasti nyaman, namun nyaman belum tentu cinta.
......

Aku sudah tidak ingin lagi mengagung-agungkan cinta yang berlebihan sebelum pernikahan itu tiba.
Karena itu, aku sudah mulai lebih pasrah tentang siapa kamu. Tidak ingin terlalu peduli lagi entah kamu berasal dari Kalimantan, jawa, ataupun pulau lainnya.
Asalkan kita sama-sama merasa nyaman, orangtua senang, Allah SWT dan Rasulullah SAW ridho, yuk mari lanjut :) hahaha. Apa-apaan kalimat terakhir ini.
  

0 comments:

Post a Comment

Surat ke- 7 : Nyaman Vs Cinta



Hai, apa kabar ? 

Wah, rasanya seperti sudah lama sekali tidak menulis surat untuk kamu. Aku sebenarnya ingin bilang, walau aku tidak menulis surat bukan berarti aku melupakanmu.. tapi, aku mengurungkan kembali niat itu. Hehe.. karena faktanya, aku mungkin memang sedikit melupakanmu. Aku benar-benar  lebih memilih jujur seperti ini dibanding harus berbohong padamu. Hm. Aku mungkin terlalu asyik bermain dengan teman-teman dan kehidupanku sendiri. Aku seperti tenggelam di dalamnya. Aku benar-benar minta maaf. 

Lalu, tak sengaja aku mendengar sebuah lagu yang mengingatkanku kembali tentangmu. Benar-benar yang terbayang pertama kali olehku adalah kamu, walau aku tidak tau bentukmu seperti apa. Tapi kamu masih berwujud manusia kan ? Haha, siapa tau kamu ternyata lebih mirip malaikat. Aku mulai pintar menggombal dari terakhir aku menuliskan surat untukmu. 

Coba cek lagunya.
Tulus - Sepatu



Oh ya,

Kemarin, aku mengaku pasrah kepada mama.
Kita berdiskusi panjang setelah banyak nya hal yang terjadi pada hidup kami selama belakangan ini. Diskusi tentang berbagai hal, termasuk tentangmu.
Kau tau, aku sudah benar-benar pasrah tentang siapa kamu.
Aku sudah tidak benar-benar meyakini tentang cinta yang harus ada sebelum menikah (Kau tau, aku sempat memegang prinsip ini dengan sangat kuatnya). Karena sekarang aku menyadari.. bahwa sesungguhnya cinta yang benar-benar mendalam itu harusnya tumbuh setelah menikah, yaitu setelah terbukti bahwa kamu memanglah jodohku. Agar tidak salah lagi aku dalam melangkah.
Walau begitu, aku tidak lah sebegitu pasrahnya. Hehe.
Aku mengatakan pada mama di malam itu, “ Manda hanya berharap jika ada lelaki sholeh yang dapat membuat manda merasa nyaman didekatnya, serta ia bersedia untuk mendatangi mama abah guna membicarakan hal serius tentang pernikahan, maka Manda insyAllah akan menerima lamarannya” .

 ......
Karena menurut saya, rasa nyaman tidak sejauh rasa cinta. Cinta sudah pasti nyaman, namun nyaman belum tentu cinta.
......

Aku sudah tidak ingin lagi mengagung-agungkan cinta yang berlebihan sebelum pernikahan itu tiba.
Karena itu, aku sudah mulai lebih pasrah tentang siapa kamu. Tidak ingin terlalu peduli lagi entah kamu berasal dari Kalimantan, jawa, ataupun pulau lainnya.
Asalkan kita sama-sama merasa nyaman, orangtua senang, Allah SWT dan Rasulullah SAW ridho, yuk mari lanjut :) hahaha. Apa-apaan kalimat terakhir ini.
  

0 comments: