Bismillahhirrahmannirrahiim -
“ Karena, bisa bertemu dan berkumpul dengan mereka yang mempunyai impian sama denganmu sangatlah menyenangkan. Tidak ada kalimat untuk saling meragukan impian yang tertera, bahkan tercipta kalimat tentang kuat nya rasa percaya akan masing-masing dari kita yang mampu untuk menggapainya. Karena melangkah bersama akan terasa lebih ringan dibanding harus melangkah sendirian. Walau pada akhirnya nanti harus berpisah, namun satu yang akan teringat, bahwa disana masih ada mereka yang sedang mewujudkan mimpi yang sama seperti saya. “
..
..
Seminggu yang lalu, 1 Desember 2013, saya mendapatkan pengalaman super menyenangkan bersama
Saya merasa benar-benar menjadi diri
saya sendiri ketika bersama mereka. Bersama mereka, saya tidak merasakan rasa
takut seperti yang biasa saya rasakan jika bersebelahan dengan laki-laki
lainnya. Karena mereka sudah benar-benar menjadi seperti keluarga bagi saya.
Bahkan saking saya merasakan rasa nyaman ketika berada di dekat mereka, saya
rasa perasaan cinta itu tidak akan muncul. Karena ada yang lebih dari cinta,
yaitu perasaan sayang seakan kami benar-benar terikat oleh hubungan darah.
Saya tertawa. Tersenyum. Bertingkah
kekanak-kanakan. Ngambek. Kadang terlihat egois. Kasar. Lemah. Semua terjadi
begitu saja ketika berada di dekat mereka. Tidak ada perasaan lelah karena
harus berpura-pura untuk bersikap baik.
Bersama mereka, saya mendapatkan
banyak pelajaran berharga. Karena tak sedikit dari mereka adalah orang-orang
yang telah sukses di bidangnya. Seperti mas Bagus yang seorang seniman, yang
karya lukisannya dihargai sebesar 30juta, yang telah sering berangkat keluar
negri tanpa harus mengeluarkan uang sendiri. Ada yang telah bekerja di perusahaan
Jerman dan akan berangkat kesana tahun depan. Mereka semua tak hemat kata dalam
membagi pengalaman-pengalaman dan nasihat-nasihat untuk mendorong kami yang
belum seperti mereka untuk segera menyusul agar bisa jadi seperti mereka, atau bahkan
lebih.
Dan saya kaget ketika mengetahui fakta bahwa
Bimo, Bobi, dan Wawan masih mahasiswa angkatan 2013 ?! Lalu si Dimas yang
ternyata juga baru angkatan 2012. Saya
dan Riska masih berada di tengah-tengah, yaitu angkatan 2011. Sedangkan Mas Ido,
mas Hari dan Mba Erni adalah angkatan 2010. Mas Irvand angkatan 2009. Mas
Fachmie yang sepertinya angkatan 2008. Mba Indri angkatan 2007. Mas Edo
angkatan 2006. Dan Mas Bagus yang…. Entah
angkatan berapa ya kira-kira (.__.) ?
Karena hal tersebut, saya suka sekali
mengatakan kepada Bimo, Bobi, Wawan dan Dimas, “Wah berarti kalian harus
manggil aku dengan ‘mba’ dooong”. Dan tanpa bisa saya prediksi ternyata..… Bimo dan Bobi benar-benar melakukannya. JLEB. Tiba-tiba saya merasa menjadi sangat
tua ketika dipanggil 'mba' oleh mereka.
Oke.
Lanjut.
Lanjut.
Jadi, sebelum berangkat ke tempat Mas
Bagus, selaku yang mentraktir kami makan di rumah beliau, saya dan teman-teman
sepakat untuk berkumpul terlebih dahulu di depan PUSMAN jam 5 sore. Tapi karena
si Bobi dan Bimo datangnya telat, akhirnya kami baru bisa berangkat setelah
maghrib dengan menggunakan mobil mas Edo. Dan saya baru tau kalau mas Edo
ternyata alumni UII. Karena sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa UGM,
saya sempat mengira bahwa mas Edo termasuk di dalamnya.
Di dalam mobil kami berbicara
mengenai banyak hal. Hal paling menggelikan adalah saat Bobi bertanya pada
Bimo, “ Bim, lu bawa rantang gak ? “
. Hahaha, si Bobi emang yang paling excited
terhadap dinner malam itu, bahkan
dia terus mengirim sms ke mas Bagus untuk menanyakan apakah makanan sudah siap
atau belum. Pun dia sempat bilang tentang makanan-makanan apa saja yang disukainya
kepada mas Bagus #kodegariskeras.