Monday, May 26, 2014

Autumn.





Ada orang yang hadir sesaat hanya untuk memperlihatkan kepada saya manisnya dicintai. Terimakasih karena telah pernah ada dan membuat saya tersenyum dengan pesan-pesan singkat yang sempat hadir, baik yang secara langsung anda tuliskan maupun yang dititipkan melalui sapaan orang lain. Kali ini, anda harus menemukan kebahagiaan anda yang sebenarnya. Yang ada padanya, tentu saja. Jangan tersesat terlalu jauh disini. Mungkin, saya bukan autumn yang dicari, saya hanya seorang summer bagi anda. Sebuah tempat singgah sebelum anda sempat menyadari perasaan yang sebenarnya. Kali ini, kita sama-sama harus terus bergerak. Bergerak memperbaiki diri. Seperti anda yang harus menemukan autumn anda sendiri, dan saya yang akan menjadi autumn bagi seorang yang lain.

Cerita ini, terimakasih. Terimakasih. Terimakasih. 

Friday, May 9, 2014

May's Music




Baek Ah Yeon : Three Things I Have Left
(Ost. Angel Eyes)


Translate lyric:

 I don’t know how to forget you
So I ask other people
How do I do it?
How can I forget him?
Can you teach me?
Whoever I meet
I always ask about breaking up
Should I do this?
Then can I forget him?
I am learning one by one
The first thing I learned
Is to not cry without you
Second, to not walk alone
Third, even if it hurts, to not call your name
And look for your warm hands
Even if I live for just one day
I said I wanted to look into your eyes and smile
You are still breathing inside of me like this
So how can I forget you?
The first thing I learned
Is to not cry without you
Second, to not walk alone
Third, even if it hurts, to not call your name
And look for your warm hands
To always smile even without you
To not say the words, I miss you
Even if I’m sad, even if it hurts
To not call your name and look for you again
Just remember this
Even if I go back to you
Don’t smile and look at me
The first thing I learned
Is to not cry without you
Second, to not walk alone
Third, even if it hurts, to not call your name
And look for your warm hands

Source : popgasa

Thursday, May 1, 2014

Baik dan Buruk.




Apa yang akan terjadi, ketika tiba-tiba suatu hari, hatimu bilang; ternyata dialah orangnya, dialah orang yang ingin kunikahi. Bukan sosok yang kuimpi-impikan selama ini, tapi sosok yang mengenalku luar dan dalam. Yang dihadapannya aku bisa jadi manusia paling norak dan paling sok. Yang dihadapannya aku bisa menangis dan marah semauku tanpa takut dia hilang. “ –
Falafu

Beberapa hari ini saya ingin sekali menuliskan berbagai macam hal mengenai pikiran-pikiran yang berlarian di kepala. Namun, saya hanya malas untuk membuka word dan kemudian mulai menuangkannya. Salah satu sifat buruk saya. Padahal ketika saya memutuskan untuk menyimpannya sendiri sama saja dengan saya membiarkan diri saya semakin tenggelam di dalamnya. Dan ketika akhirnya saya memutuskan untuk menuliskannya, maka hal itu akan mengalir keluar dari kepala dan membuat saya lega. Begitu saja dan sangat sederhana. Yang akhirnya membuat saya kemudian menjadi lega sekali. Sangat.

Ya, mungkin kebanyakan perempuan ingin menikah dengan seorang yang telah mengenalnya luar dan dalam. Yang katanya, di depannya kita bisa menjadi apa saja, baik dan buruknya dari kita. Saya termasuk dari mereka yang menginginkannya. Tentu saja. Namun, bagaimana jika akhirnya kita tidak dapat menemukannya. Atau mungkin, kita pernah menemukannya namun akhirnya sengaja melewatkannya, karena ternyata ia tidak merasakan seperti yang kita rasakan. Ada masa saya akhirnya menangis bahkan tanpa sempat saya sadari ketika teralun sebuah lagu, hanya karena mengingat seorang sosok yang kita inginkan bahagianya diatas bahagia kita. Ya, karena dia adalah sosok yang selalu terbayang di kepala kita ketika semua lagu teralun, baik dan buruknya dia. Karena buruk dari ia pun bahkan telah kau terima tanpa kau bisa membantahnya. Ya, begitulah cinta.  Berjalan begitu saja sebelum sempat kita sadari, sebelum kita hendak berpikir untuk mengelaknya. Ketika kau begitu ingin membencinya namun ternyata telah terlambat, karena semua sifat buruknya pun telah dapat kau terima. Dan saya, pernah mencintai seseorang dengan sebegitunya. Mungkin, hal tersebutlah yang akhirnya membuat saya begitu menginginkan seorang pria yang dapat mencintai saya dengan begitu baiknya pula seperti yang pernah saya lakukan.

Namun bagaimana jika saya adalah termasuk dari para perempuan yang takut, takut ketika mendengar seseorang ternyata telah menyukai kita tanpa sempat kita sadar sebelumnya. Kita bahkan tidak bisa menerka apa yang telah membuat mereka jatuh cinta, sejak kapan, dan bagaimana cinta itu bisa bertahan dalam diri mereka. Saya hanya takut untuk mempercayai. Karena beberapa pikiran seperti; ‘mungkin ia hanya menyukai apa yang terlihat saja, bagaimana mungkin ia bisa menyukai bahkan tanpa ia mengetahui bagaimana sebenarnya saya yang sesungguhnya’ , ‘mungkin itu hanya cinta sesaatnya saja’, ‘mungkin ia hanya terlalu baik dan ingin menghibur karena kita terlihat begitu menyedihkan di matanya’, dan sebagainya yang terus berlarian di kepala saya. Ya, bagaimana mungkin seseorang bisa memutuskan untuk berani menyukai seseorang yang lain bahkan tanpa ia tahu sifat yang sesungguhnya dari orang tersebut ? Ia, mungkin hanya suka. Namun, bukan cinta.

Autumn.





Ada orang yang hadir sesaat hanya untuk memperlihatkan kepada saya manisnya dicintai. Terimakasih karena telah pernah ada dan membuat saya tersenyum dengan pesan-pesan singkat yang sempat hadir, baik yang secara langsung anda tuliskan maupun yang dititipkan melalui sapaan orang lain. Kali ini, anda harus menemukan kebahagiaan anda yang sebenarnya. Yang ada padanya, tentu saja. Jangan tersesat terlalu jauh disini. Mungkin, saya bukan autumn yang dicari, saya hanya seorang summer bagi anda. Sebuah tempat singgah sebelum anda sempat menyadari perasaan yang sebenarnya. Kali ini, kita sama-sama harus terus bergerak. Bergerak memperbaiki diri. Seperti anda yang harus menemukan autumn anda sendiri, dan saya yang akan menjadi autumn bagi seorang yang lain.

Cerita ini, terimakasih. Terimakasih. Terimakasih. 

May's Music




Baek Ah Yeon : Three Things I Have Left
(Ost. Angel Eyes)


Translate lyric:

 I don’t know how to forget you
So I ask other people
How do I do it?
How can I forget him?
Can you teach me?
Whoever I meet
I always ask about breaking up
Should I do this?
Then can I forget him?
I am learning one by one
The first thing I learned
Is to not cry without you
Second, to not walk alone
Third, even if it hurts, to not call your name
And look for your warm hands
Even if I live for just one day
I said I wanted to look into your eyes and smile
You are still breathing inside of me like this
So how can I forget you?
The first thing I learned
Is to not cry without you
Second, to not walk alone
Third, even if it hurts, to not call your name
And look for your warm hands
To always smile even without you
To not say the words, I miss you
Even if I’m sad, even if it hurts
To not call your name and look for you again
Just remember this
Even if I go back to you
Don’t smile and look at me
The first thing I learned
Is to not cry without you
Second, to not walk alone
Third, even if it hurts, to not call your name
And look for your warm hands

Source : popgasa

Baik dan Buruk.




Apa yang akan terjadi, ketika tiba-tiba suatu hari, hatimu bilang; ternyata dialah orangnya, dialah orang yang ingin kunikahi. Bukan sosok yang kuimpi-impikan selama ini, tapi sosok yang mengenalku luar dan dalam. Yang dihadapannya aku bisa jadi manusia paling norak dan paling sok. Yang dihadapannya aku bisa menangis dan marah semauku tanpa takut dia hilang. “ –
Falafu

Beberapa hari ini saya ingin sekali menuliskan berbagai macam hal mengenai pikiran-pikiran yang berlarian di kepala. Namun, saya hanya malas untuk membuka word dan kemudian mulai menuangkannya. Salah satu sifat buruk saya. Padahal ketika saya memutuskan untuk menyimpannya sendiri sama saja dengan saya membiarkan diri saya semakin tenggelam di dalamnya. Dan ketika akhirnya saya memutuskan untuk menuliskannya, maka hal itu akan mengalir keluar dari kepala dan membuat saya lega. Begitu saja dan sangat sederhana. Yang akhirnya membuat saya kemudian menjadi lega sekali. Sangat.

Ya, mungkin kebanyakan perempuan ingin menikah dengan seorang yang telah mengenalnya luar dan dalam. Yang katanya, di depannya kita bisa menjadi apa saja, baik dan buruknya dari kita. Saya termasuk dari mereka yang menginginkannya. Tentu saja. Namun, bagaimana jika akhirnya kita tidak dapat menemukannya. Atau mungkin, kita pernah menemukannya namun akhirnya sengaja melewatkannya, karena ternyata ia tidak merasakan seperti yang kita rasakan. Ada masa saya akhirnya menangis bahkan tanpa sempat saya sadari ketika teralun sebuah lagu, hanya karena mengingat seorang sosok yang kita inginkan bahagianya diatas bahagia kita. Ya, karena dia adalah sosok yang selalu terbayang di kepala kita ketika semua lagu teralun, baik dan buruknya dia. Karena buruk dari ia pun bahkan telah kau terima tanpa kau bisa membantahnya. Ya, begitulah cinta.  Berjalan begitu saja sebelum sempat kita sadari, sebelum kita hendak berpikir untuk mengelaknya. Ketika kau begitu ingin membencinya namun ternyata telah terlambat, karena semua sifat buruknya pun telah dapat kau terima. Dan saya, pernah mencintai seseorang dengan sebegitunya. Mungkin, hal tersebutlah yang akhirnya membuat saya begitu menginginkan seorang pria yang dapat mencintai saya dengan begitu baiknya pula seperti yang pernah saya lakukan.

Namun bagaimana jika saya adalah termasuk dari para perempuan yang takut, takut ketika mendengar seseorang ternyata telah menyukai kita tanpa sempat kita sadar sebelumnya. Kita bahkan tidak bisa menerka apa yang telah membuat mereka jatuh cinta, sejak kapan, dan bagaimana cinta itu bisa bertahan dalam diri mereka. Saya hanya takut untuk mempercayai. Karena beberapa pikiran seperti; ‘mungkin ia hanya menyukai apa yang terlihat saja, bagaimana mungkin ia bisa menyukai bahkan tanpa ia mengetahui bagaimana sebenarnya saya yang sesungguhnya’ , ‘mungkin itu hanya cinta sesaatnya saja’, ‘mungkin ia hanya terlalu baik dan ingin menghibur karena kita terlihat begitu menyedihkan di matanya’, dan sebagainya yang terus berlarian di kepala saya. Ya, bagaimana mungkin seseorang bisa memutuskan untuk berani menyukai seseorang yang lain bahkan tanpa ia tahu sifat yang sesungguhnya dari orang tersebut ? Ia, mungkin hanya suka. Namun, bukan cinta.