Thursday, May 1, 2014

Baik dan Buruk.




Apa yang akan terjadi, ketika tiba-tiba suatu hari, hatimu bilang; ternyata dialah orangnya, dialah orang yang ingin kunikahi. Bukan sosok yang kuimpi-impikan selama ini, tapi sosok yang mengenalku luar dan dalam. Yang dihadapannya aku bisa jadi manusia paling norak dan paling sok. Yang dihadapannya aku bisa menangis dan marah semauku tanpa takut dia hilang. “ –
Falafu

Beberapa hari ini saya ingin sekali menuliskan berbagai macam hal mengenai pikiran-pikiran yang berlarian di kepala. Namun, saya hanya malas untuk membuka word dan kemudian mulai menuangkannya. Salah satu sifat buruk saya. Padahal ketika saya memutuskan untuk menyimpannya sendiri sama saja dengan saya membiarkan diri saya semakin tenggelam di dalamnya. Dan ketika akhirnya saya memutuskan untuk menuliskannya, maka hal itu akan mengalir keluar dari kepala dan membuat saya lega. Begitu saja dan sangat sederhana. Yang akhirnya membuat saya kemudian menjadi lega sekali. Sangat.

Ya, mungkin kebanyakan perempuan ingin menikah dengan seorang yang telah mengenalnya luar dan dalam. Yang katanya, di depannya kita bisa menjadi apa saja, baik dan buruknya dari kita. Saya termasuk dari mereka yang menginginkannya. Tentu saja. Namun, bagaimana jika akhirnya kita tidak dapat menemukannya. Atau mungkin, kita pernah menemukannya namun akhirnya sengaja melewatkannya, karena ternyata ia tidak merasakan seperti yang kita rasakan. Ada masa saya akhirnya menangis bahkan tanpa sempat saya sadari ketika teralun sebuah lagu, hanya karena mengingat seorang sosok yang kita inginkan bahagianya diatas bahagia kita. Ya, karena dia adalah sosok yang selalu terbayang di kepala kita ketika semua lagu teralun, baik dan buruknya dia. Karena buruk dari ia pun bahkan telah kau terima tanpa kau bisa membantahnya. Ya, begitulah cinta.  Berjalan begitu saja sebelum sempat kita sadari, sebelum kita hendak berpikir untuk mengelaknya. Ketika kau begitu ingin membencinya namun ternyata telah terlambat, karena semua sifat buruknya pun telah dapat kau terima. Dan saya, pernah mencintai seseorang dengan sebegitunya. Mungkin, hal tersebutlah yang akhirnya membuat saya begitu menginginkan seorang pria yang dapat mencintai saya dengan begitu baiknya pula seperti yang pernah saya lakukan.

Namun bagaimana jika saya adalah termasuk dari para perempuan yang takut, takut ketika mendengar seseorang ternyata telah menyukai kita tanpa sempat kita sadar sebelumnya. Kita bahkan tidak bisa menerka apa yang telah membuat mereka jatuh cinta, sejak kapan, dan bagaimana cinta itu bisa bertahan dalam diri mereka. Saya hanya takut untuk mempercayai. Karena beberapa pikiran seperti; ‘mungkin ia hanya menyukai apa yang terlihat saja, bagaimana mungkin ia bisa menyukai bahkan tanpa ia mengetahui bagaimana sebenarnya saya yang sesungguhnya’ , ‘mungkin itu hanya cinta sesaatnya saja’, ‘mungkin ia hanya terlalu baik dan ingin menghibur karena kita terlihat begitu menyedihkan di matanya’, dan sebagainya yang terus berlarian di kepala saya. Ya, bagaimana mungkin seseorang bisa memutuskan untuk berani menyukai seseorang yang lain bahkan tanpa ia tahu sifat yang sesungguhnya dari orang tersebut ? Ia, mungkin hanya suka. Namun, bukan cinta.

Saya takut, ketika saya mulai menerima dan telah terbiasa dengannya, dia kemudian pergi. Karena, ia sebelumnya hanya menyukai apa yang terlihat dari saya, dan mungkin akan terkejut melihat apa yang sebelumnya tak terlihat dari saya. Saya, tidak pernah sebaik apa yang orang-orang katakan. Saya begitu banyak menyimpan sifat-sifat yang mungkin berkebalikan dari apa yang orang lain sangka. Hanya orang-orang terdekat yang sering bersama dengan saya, yang mengetahui bagaimana saya yang sebenar-benarnya. Karena disamping sahabat-sahabat saya, saya mampu menjadi diri saya yang sesungguhnya.  Namun, tidak disemua orang pula saya mau untuk membuka topeng ini. Bahkan menemukan seorang yang kau nyaman untuk menjadi diri sendiri pun adalah hal yang sulit bagi saya. Itulah mengapa, ketika saya menemukan seorang yang saya nyaman menjadi diri sesungguhnya, saya kemudian jatuh cinta padanya, dulu. Ketika semua rasa dapat saya ekspresikan di depannya, saya percaya bahwa ia telah menyeret saya begitu jauh hingga nyaman menjadi apapun ketika bersama dengannya. Namun, akhirnya saya kembali menutup diri untuk orang yang pernah singgah tanpa sempat ia pun sadari, demi bahagianya. Karena ternyata hanya saya yang merasakan hal seperti ini.

Saya, akhirnya menyadari, saya menginginkan seorang yang mampu membuat saya tanpa sadar bersikap apa saja dengan nyaman selama itu masih baik ketika berada di depannya, namun tidak hanya sampai disana. Saya pun ingin menemukan ia yang juga mampu berekspresi apa saja di depan saya karena ia merasakan kenyamanan yang ‘sama’.

Itulah mengapa, saya memutuskan untuk tidak ingin percaya dengan perasaan orang lain yang mengatakan menyukai saya bahkan tanpa ia pernah mengetahui bagaimana sifat saya yang sesungguhnya. Saya hanya tidak sepemberani itu dalam mempercayai orang lain. Karena saya, terlalu takut untuk kembali merasakan patah yang dalam. Patah yang rasanya sesak dan membuat saya ingin menangis sendirian dalam malam sebelum tertidur lelap. Bayangan itu muncul dengan sekejap ketika saya memejamkan mata, karena bayangan nya begitu mudah muncul dalam gelap. Ia curang.

Saya tidak ingin dengan mudah membuka diri saya hanya untuk pria yang mengatakan menyukai saya bahkan ketika ia baru mengenal luarnya saya.

Tuhan, saya ingin jatuh cinta dan dijatuhi cinta oleh pria yang telah mengenal baik dan buruknya saya. Ataupun pria yang menyukai saya yang terlihat dari luar, dan tetap akan menyukai saya ketika mengetahui bagaimana kusutnya di dalam diri saya. Pria yang bersedia membimbing saya untuk menjadi lebih dekat kepada-Mu, bukan pria yang malah akan membuat saya semakin jauh kepada-Mu.

Tertanda,


0 comments:

Post a Comment

Baik dan Buruk.




Apa yang akan terjadi, ketika tiba-tiba suatu hari, hatimu bilang; ternyata dialah orangnya, dialah orang yang ingin kunikahi. Bukan sosok yang kuimpi-impikan selama ini, tapi sosok yang mengenalku luar dan dalam. Yang dihadapannya aku bisa jadi manusia paling norak dan paling sok. Yang dihadapannya aku bisa menangis dan marah semauku tanpa takut dia hilang. “ –
Falafu

Beberapa hari ini saya ingin sekali menuliskan berbagai macam hal mengenai pikiran-pikiran yang berlarian di kepala. Namun, saya hanya malas untuk membuka word dan kemudian mulai menuangkannya. Salah satu sifat buruk saya. Padahal ketika saya memutuskan untuk menyimpannya sendiri sama saja dengan saya membiarkan diri saya semakin tenggelam di dalamnya. Dan ketika akhirnya saya memutuskan untuk menuliskannya, maka hal itu akan mengalir keluar dari kepala dan membuat saya lega. Begitu saja dan sangat sederhana. Yang akhirnya membuat saya kemudian menjadi lega sekali. Sangat.

Ya, mungkin kebanyakan perempuan ingin menikah dengan seorang yang telah mengenalnya luar dan dalam. Yang katanya, di depannya kita bisa menjadi apa saja, baik dan buruknya dari kita. Saya termasuk dari mereka yang menginginkannya. Tentu saja. Namun, bagaimana jika akhirnya kita tidak dapat menemukannya. Atau mungkin, kita pernah menemukannya namun akhirnya sengaja melewatkannya, karena ternyata ia tidak merasakan seperti yang kita rasakan. Ada masa saya akhirnya menangis bahkan tanpa sempat saya sadari ketika teralun sebuah lagu, hanya karena mengingat seorang sosok yang kita inginkan bahagianya diatas bahagia kita. Ya, karena dia adalah sosok yang selalu terbayang di kepala kita ketika semua lagu teralun, baik dan buruknya dia. Karena buruk dari ia pun bahkan telah kau terima tanpa kau bisa membantahnya. Ya, begitulah cinta.  Berjalan begitu saja sebelum sempat kita sadari, sebelum kita hendak berpikir untuk mengelaknya. Ketika kau begitu ingin membencinya namun ternyata telah terlambat, karena semua sifat buruknya pun telah dapat kau terima. Dan saya, pernah mencintai seseorang dengan sebegitunya. Mungkin, hal tersebutlah yang akhirnya membuat saya begitu menginginkan seorang pria yang dapat mencintai saya dengan begitu baiknya pula seperti yang pernah saya lakukan.

Namun bagaimana jika saya adalah termasuk dari para perempuan yang takut, takut ketika mendengar seseorang ternyata telah menyukai kita tanpa sempat kita sadar sebelumnya. Kita bahkan tidak bisa menerka apa yang telah membuat mereka jatuh cinta, sejak kapan, dan bagaimana cinta itu bisa bertahan dalam diri mereka. Saya hanya takut untuk mempercayai. Karena beberapa pikiran seperti; ‘mungkin ia hanya menyukai apa yang terlihat saja, bagaimana mungkin ia bisa menyukai bahkan tanpa ia mengetahui bagaimana sebenarnya saya yang sesungguhnya’ , ‘mungkin itu hanya cinta sesaatnya saja’, ‘mungkin ia hanya terlalu baik dan ingin menghibur karena kita terlihat begitu menyedihkan di matanya’, dan sebagainya yang terus berlarian di kepala saya. Ya, bagaimana mungkin seseorang bisa memutuskan untuk berani menyukai seseorang yang lain bahkan tanpa ia tahu sifat yang sesungguhnya dari orang tersebut ? Ia, mungkin hanya suka. Namun, bukan cinta.

Saya takut, ketika saya mulai menerima dan telah terbiasa dengannya, dia kemudian pergi. Karena, ia sebelumnya hanya menyukai apa yang terlihat dari saya, dan mungkin akan terkejut melihat apa yang sebelumnya tak terlihat dari saya. Saya, tidak pernah sebaik apa yang orang-orang katakan. Saya begitu banyak menyimpan sifat-sifat yang mungkin berkebalikan dari apa yang orang lain sangka. Hanya orang-orang terdekat yang sering bersama dengan saya, yang mengetahui bagaimana saya yang sebenar-benarnya. Karena disamping sahabat-sahabat saya, saya mampu menjadi diri saya yang sesungguhnya.  Namun, tidak disemua orang pula saya mau untuk membuka topeng ini. Bahkan menemukan seorang yang kau nyaman untuk menjadi diri sendiri pun adalah hal yang sulit bagi saya. Itulah mengapa, ketika saya menemukan seorang yang saya nyaman menjadi diri sesungguhnya, saya kemudian jatuh cinta padanya, dulu. Ketika semua rasa dapat saya ekspresikan di depannya, saya percaya bahwa ia telah menyeret saya begitu jauh hingga nyaman menjadi apapun ketika bersama dengannya. Namun, akhirnya saya kembali menutup diri untuk orang yang pernah singgah tanpa sempat ia pun sadari, demi bahagianya. Karena ternyata hanya saya yang merasakan hal seperti ini.

Saya, akhirnya menyadari, saya menginginkan seorang yang mampu membuat saya tanpa sadar bersikap apa saja dengan nyaman selama itu masih baik ketika berada di depannya, namun tidak hanya sampai disana. Saya pun ingin menemukan ia yang juga mampu berekspresi apa saja di depan saya karena ia merasakan kenyamanan yang ‘sama’.

Itulah mengapa, saya memutuskan untuk tidak ingin percaya dengan perasaan orang lain yang mengatakan menyukai saya bahkan tanpa ia pernah mengetahui bagaimana sifat saya yang sesungguhnya. Saya hanya tidak sepemberani itu dalam mempercayai orang lain. Karena saya, terlalu takut untuk kembali merasakan patah yang dalam. Patah yang rasanya sesak dan membuat saya ingin menangis sendirian dalam malam sebelum tertidur lelap. Bayangan itu muncul dengan sekejap ketika saya memejamkan mata, karena bayangan nya begitu mudah muncul dalam gelap. Ia curang.

Saya tidak ingin dengan mudah membuka diri saya hanya untuk pria yang mengatakan menyukai saya bahkan ketika ia baru mengenal luarnya saya.

Tuhan, saya ingin jatuh cinta dan dijatuhi cinta oleh pria yang telah mengenal baik dan buruknya saya. Ataupun pria yang menyukai saya yang terlihat dari luar, dan tetap akan menyukai saya ketika mengetahui bagaimana kusutnya di dalam diri saya. Pria yang bersedia membimbing saya untuk menjadi lebih dekat kepada-Mu, bukan pria yang malah akan membuat saya semakin jauh kepada-Mu.

Tertanda,


0 comments: