Assalamualaikum~
Hoaaaaaaaaaaaaah.
Zzzzz. Moodku sedang retak.
Grooarrr.
Ini adalah sebuah
postingan dengan penuh keretakan kesabaran dari seorang gadis berusia 19
tahun yang sedang menuangkan emosinya perasaannya.
Baik. Seharusnya,
kenyataan nya, aku memang bersama icoy pada saat adzan maghrib
berkumandang. Tapi.... aku terhempas. Cerita tidak bersambung seperti
alur yang seharusnya seperti ini : manda&icoy pergi => sampai di jogchick => buka puasa => pulang dengan senyum kekenyangan.
Akhir dari postingan ini tidak seperti itu.
**yang membaca langsung pergi berobat ke dokter mata**
Mama tiba-tiba mengatakan, “ kami kada jadi pakai mobil. Pakai
kendaraan ja. Kena macet. Manda kada usah ja gin lah hari ini lawan icoy. Manda
buka sorangan ja lah di rumah. Mama makai kendaraannya “
( translate : kami ga jadi pakai mobil. Pakai motor aja. Nanti macet. Manda ga usah aja ya hari ini sama icoy nya. Manda buka sendirian aja di rumah. Mama make motornya )
Entah apakah ini sedang masa pms ku atau tidak, tapi mood ku
kalau sedang lapar
memang sangat mudah diretakkan. Grooar.
Akhirnya setelah obrolan yang panjang dan kehabisan tenaga,
dengan mood yang retak aku malah ngomong gini sama mama, “ ayuja manda
mengalah, mama ha sana tulak lwn abah lwn amel. Biar ja manda buka sorangan di
rumah. Biar ja manda buka puasa pakai mie goreng ja “
( translate : iya deh manda ngalah, mama aja sana pergi sama abah sama amel. Biar aja manda buka sendirian di rumah. Biar aja manda buka puasa pakai mie goreng )
You know, I’m
CHILDHIIIIIISH!
Aku sudah tahu kelemahan mama yang ga tegaan sama orang yang
mengalah, kelemahan yang juga sebenarnya aku dan orang banyak punya. Aku memang
sengaja pada awalnya ngomong kayak gitu karena moodku memang lagi hancur level gorilla. Grooooarrrr.
Akhirnya seperti biasa mama ngomong gini, “ ayuja mama yang
mengalah, manda ha sana tulak “
( iya mama yang ngalah, sana manda pergi )
“ kada, manda yang mengalah. Mama ja tulak “
“ kada, mama yang ngalah. Tulak ha sana lawan icoy “
“ mama ha “
Lalu aku langsung masuk kamar. Dan mama akhirnya jadi pergi.
Sebelum pergi, mama sempat tanya dulu seperti biasa aku minta dibawain makanan
apa, karena setelah isya aku memang terbiasa untuk makan nasi sekali lagi. Maaf,
jangan tanyakan berat badan
saya, plis. Ini juga bukan postingan tentang berat badan.
disini titik hati saya mulai tersentuh. etsaah.
disini titik hati saya mulai tersentuh. etsaah.
Sebelum isya, mama ternyata sudah datang ke rumah. Seperti
biasa kami sekeluarga memang terbiasa sholat teraweh bareng di mesjid. Sudah
semingguan ini langganan di mesjid jami yang notabene tidak bisa ditempuh
dengan jalan kaki.
Karena moodku yang emang lagi retak, akhirnya aku ke
mesjid hanya dengan memakai piyama dan atasan mukena ( untuk pertama kalinya.
Entah dimana letak hubungan antara mood retak dengan piyama dan atasan mukena )
. Dan jdeng jdeng, yang biasanya pakai mobil, entah kenapa hari ini malah pakai
motor karena abah yang ga ikut akibat ga enak badan dan memilih sholat di mesjid
terdekat aja.
Bisa dibayangkan bagaimana atasan mukena yang
panjang itu berkibar-kibar selayaknya bendera merah putih di jalan raya ?
aslii merasa jadi orang desa sangattt, di jalan raya pakai
atasan mukena dan bawahan piyama.
Mood benar-benar
menjadi semakin tambah.. retak. Dan.. retak.
KREK...
Mungkin ini balasan untukku yang bersikap tidak sopan pada
orangtua.
Mama masih berusaha mengajakku berbicara di mesjid saat ada jeda. Aku bukannya masih marah. Tapi aku hanya belum merasa enak untuk berbicara. Jadi aku hanya menjawab sekedarnya. Aku hanya lagi bad mood dan menyesali perbuatanku sendiri. Garis bawah, perbuatanku sendiri. Tapi aku bukan orang yang mudah di ajak bicara dalam kondisi seperti ini.
Akhirnya selesai sholat terawih mama membelikanku ice cream double deutch kesukaanku ( Maaf lagi-lagi ini bukan postingan tentang kuliner pliss. ) . Dan tentu saja aku melemah langsung -___________- hahahahahha. Mama curang, selalu menekan di titik kelemahanku.
*hati yang kembali terjahit*
Tapi ini membuat aku menjadi tambah menyesal lagi. Aku
selalu berusaha mengontrol perasaanku terhadap orangtua. Tapi aku juga tidak
bisa memungkiri sifat keras kepalaku ini.
Untuk itu aku lebih sering memilih diam daripada berbicara ketika sedang badmood.
iuh. Aku memang benar-benar childhish karena terlalu sering
dimanjakan.
Aku merasa harus benar-benar berubah. Aku sudah tambah tua
dan tua. Tidak bisa bersikap seperti ini lagi terhadap orangtua. Aku selalu
menyesali apa yang telah kuperbuat setelah aku berhasil berbuat.
Betapa hinanya.
Aku benar-benar harus berubah. Harus.
Paling tidak aku tidak ingin lagi menyakiti hati mereka.
Tuhan, perlembut hati hamba. Paling tidak saat hamba bersama orangtua.
Tertanda
Dia yang menyayangi
orangtua
Amanda Noviana
2 comments:
alhamdulillah. anda sudah mengaku menjadi TUA! TUA! Ya, Anda memang tua wahai kisanak. Tapi sesungguhnya Anda ini tua macam apa? bisa-bisanya luluh hanya karena es krim -_-
seandainya adegan pergi ke mesjidnya ada videonya.... kau tau nek? harapan pembaca itu harus segera diwujudkan :')
wahai para blogger. blog ini highly recommended untuk dibaca u_u
komentar anda absurd sekali, kisanak -___-
Post a Comment