Friday, March 28, 2014

Skenario Allah.


Beberapa hari ini rasanya mood saya seperti diaduk-aduk oleh berbagai macam kejadian. Ada yang menyenangkan, namun ada pula yang sedikit.. yah, sedikit membuat  terdiam dan merenung. Ada pula beberapa hal  konyol yang terjadi dalam hidup sehingga membuat saya malu bahkan hanya untuk sekedar mengingat.

Mereka bilang itu namanya “ terlalu polos “ .
Namun saya menyebutnya dengan “ Terlalu polos dan terlalu bego itu beda tipis “ .

Engga, kamu engga bego. Kamu hanya terlalu telmi, mand. “ – Hesti bisa-bisanya bilang begitu. Entah harus senang atau sedih mendengarnya.

Ada masa dimana saya mulai mempermalukan diri sendiri dan menjadi bahan tertawaan orang lain. Orang lain menganggapnya lucu, saya menganggapnya mencemaskan. Saya takut, dan mereka tertawa. Yah, terkadang memang tidak ada salahnya membahagiakan orang lain dengan kebodohan kita. Ingat kata pak Sus, luangkan waktu untuk membahagiakan orang lain. *kemudian mencoba untuk tersenyum*.

Ada masa dimana saya ingin sekali menangis, tapi kemudian saya berpikir, “ apa yang membuat saya menjadi ingin menangis ? “ –
Saya tidak tahu. Saya bingung. Saya hanya seperti kehilangan beberapa bagian dari diri saya. Atau mungkin saya tidak kehilangan, saya hanya tidak menyadari bahwa saya memang tidak pernah memilikinya sedari awal.

Disuatu hari saya berkumpul dengan beberapa “ keluarga “ yang selalu bisa menghadirkan senyuman di wajah saya, mereka mengatakan tentang “ skenario Allah “. Dan itu kemudian mampu membuat saya untuk berpikir di sepanjang jalan pulang, pun saya tersenyum dalam hati. Ya, skenario Allah memang selalu lebih baik dibandingkan skenario yang diolah oleh manusia. Terimakasih kepada mba Fan, mba Ulf, ka vikr, Asih, lely, dan ka aln yang sudah membuat saya merenungi lebih dalam tentang hal ini. Mengenai skenario Allah.

Hal tersebut yang akhirnya memutuskan saya untuk memikirkan apa maksud dari semua skenario yang Allah ciptakan di minggu ini. Oh….
Mungkin Allah sedang ingin menyampaikan, “ Kuat, mand! Kamu harus ditempa dengan lebih kuat. Kamu sudah diberikan cukup kebahagian di awal minggu, dan di tengah minggu kamu Saya berikan cobaan. Berterimakasihlah dengan semua cobaan tersebut, karena jika kamu terus berada di zona aman mungkin kemampuan kamu dalam menjalani hidup hanya akan stagnan di level-level itu saja. Karena itu, kuatlah. Buktikan kamu bisa berubah dan naik level dengan lebih baik. Bukan tentang bagaimana kamu merutuki masalah, namun tentang bagaimana kamu dapat mengambil pelajaran dan rendah hati untuk berubah menjadi lebih baik. Percayalah, Tuhanmu selalu menginginkan skenario yang terbaik untuk hamba-Nya.

Jadilah wanita yang pandai bersyukur, mand. Bukan malah wanita yang pandai mengeluh :)

Saya tersenyum.
Terimakasih, Allah.
Dan.
Terimakasih, cobaan. :)



 P.S. : Kamu tahu, terkadang hidup memang seperti ini. Jangan bahagia jika hidupmu terus bahagia. Karena siapa tahu ternyata kamu telah tertinggal jauh dari yang lainnya. Tertinggal dari mereka – mereka yang telah berhasil melalui banyak cobaan namun tetap tersenyum dan bahagia karena menemukan suatu yang lebih hebat di akhir. :)

0 comments:

Post a Comment

Skenario Allah.


Beberapa hari ini rasanya mood saya seperti diaduk-aduk oleh berbagai macam kejadian. Ada yang menyenangkan, namun ada pula yang sedikit.. yah, sedikit membuat  terdiam dan merenung. Ada pula beberapa hal  konyol yang terjadi dalam hidup sehingga membuat saya malu bahkan hanya untuk sekedar mengingat.

Mereka bilang itu namanya “ terlalu polos “ .
Namun saya menyebutnya dengan “ Terlalu polos dan terlalu bego itu beda tipis “ .

Engga, kamu engga bego. Kamu hanya terlalu telmi, mand. “ – Hesti bisa-bisanya bilang begitu. Entah harus senang atau sedih mendengarnya.

Ada masa dimana saya mulai mempermalukan diri sendiri dan menjadi bahan tertawaan orang lain. Orang lain menganggapnya lucu, saya menganggapnya mencemaskan. Saya takut, dan mereka tertawa. Yah, terkadang memang tidak ada salahnya membahagiakan orang lain dengan kebodohan kita. Ingat kata pak Sus, luangkan waktu untuk membahagiakan orang lain. *kemudian mencoba untuk tersenyum*.

Ada masa dimana saya ingin sekali menangis, tapi kemudian saya berpikir, “ apa yang membuat saya menjadi ingin menangis ? “ –
Saya tidak tahu. Saya bingung. Saya hanya seperti kehilangan beberapa bagian dari diri saya. Atau mungkin saya tidak kehilangan, saya hanya tidak menyadari bahwa saya memang tidak pernah memilikinya sedari awal.

Disuatu hari saya berkumpul dengan beberapa “ keluarga “ yang selalu bisa menghadirkan senyuman di wajah saya, mereka mengatakan tentang “ skenario Allah “. Dan itu kemudian mampu membuat saya untuk berpikir di sepanjang jalan pulang, pun saya tersenyum dalam hati. Ya, skenario Allah memang selalu lebih baik dibandingkan skenario yang diolah oleh manusia. Terimakasih kepada mba Fan, mba Ulf, ka vikr, Asih, lely, dan ka aln yang sudah membuat saya merenungi lebih dalam tentang hal ini. Mengenai skenario Allah.

Hal tersebut yang akhirnya memutuskan saya untuk memikirkan apa maksud dari semua skenario yang Allah ciptakan di minggu ini. Oh….
Mungkin Allah sedang ingin menyampaikan, “ Kuat, mand! Kamu harus ditempa dengan lebih kuat. Kamu sudah diberikan cukup kebahagian di awal minggu, dan di tengah minggu kamu Saya berikan cobaan. Berterimakasihlah dengan semua cobaan tersebut, karena jika kamu terus berada di zona aman mungkin kemampuan kamu dalam menjalani hidup hanya akan stagnan di level-level itu saja. Karena itu, kuatlah. Buktikan kamu bisa berubah dan naik level dengan lebih baik. Bukan tentang bagaimana kamu merutuki masalah, namun tentang bagaimana kamu dapat mengambil pelajaran dan rendah hati untuk berubah menjadi lebih baik. Percayalah, Tuhanmu selalu menginginkan skenario yang terbaik untuk hamba-Nya.

Jadilah wanita yang pandai bersyukur, mand. Bukan malah wanita yang pandai mengeluh :)

Saya tersenyum.
Terimakasih, Allah.
Dan.
Terimakasih, cobaan. :)



 P.S. : Kamu tahu, terkadang hidup memang seperti ini. Jangan bahagia jika hidupmu terus bahagia. Karena siapa tahu ternyata kamu telah tertinggal jauh dari yang lainnya. Tertinggal dari mereka – mereka yang telah berhasil melalui banyak cobaan namun tetap tersenyum dan bahagia karena menemukan suatu yang lebih hebat di akhir. :)

0 comments: