Beberapa hari ini rasanya mood saya
seperti diaduk-aduk oleh berbagai macam kejadian. Ada yang menyenangkan, namun
ada pula yang sedikit.. yah, sedikit membuat terdiam dan merenung. Ada pula beberapa
hal konyol yang terjadi dalam hidup sehingga membuat saya malu bahkan
hanya untuk sekedar mengingat.
Mereka bilang itu namanya “ terlalu polos
“ .
Namun saya menyebutnya dengan “
Terlalu polos dan terlalu bego itu beda tipis “ .
“Engga, kamu engga bego. Kamu hanya
terlalu telmi, mand. “ – Hesti bisa-bisanya bilang begitu. Entah harus senang
atau sedih mendengarnya.
Ada masa dimana saya mulai
mempermalukan diri sendiri dan menjadi bahan tertawaan orang lain. Orang lain
menganggapnya lucu, saya menganggapnya mencemaskan. Saya takut, dan mereka tertawa.
Yah, terkadang memang tidak ada salahnya membahagiakan orang lain dengan kebodohan
kita. Ingat kata pak Sus, luangkan waktu untuk membahagiakan orang lain. *kemudian mencoba untuk tersenyum*.
Ada masa dimana saya ingin sekali
menangis, tapi kemudian saya berpikir, “ apa yang membuat saya menjadi ingin
menangis ? “ –
Saya tidak tahu. Saya bingung. Saya
hanya seperti kehilangan beberapa bagian dari diri saya. Atau mungkin saya
tidak kehilangan, saya hanya tidak menyadari bahwa saya memang tidak pernah memilikinya
sedari awal.
Disuatu hari saya berkumpul dengan
beberapa “ keluarga “ yang selalu bisa menghadirkan senyuman di wajah saya, mereka
mengatakan tentang “ skenario Allah “. Dan itu kemudian mampu membuat saya untuk berpikir
di sepanjang jalan pulang, pun saya tersenyum dalam hati. Ya, skenario Allah memang
selalu lebih baik dibandingkan skenario yang diolah oleh manusia. Terimakasih kepada mba Fan, mba Ulf, ka vikr, Asih, lely, dan ka aln yang sudah membuat saya merenungi lebih dalam tentang hal ini. Mengenai skenario Allah.
Hal tersebut yang akhirnya memutuskan
saya untuk memikirkan apa maksud dari semua skenario yang Allah ciptakan di
minggu ini. Oh….
Mungkin Allah sedang ingin
menyampaikan, “ Kuat, mand! Kamu harus ditempa dengan lebih kuat. Kamu sudah
diberikan cukup kebahagian di awal minggu, dan di tengah minggu kamu Saya
berikan cobaan. Berterimakasihlah dengan semua cobaan tersebut, karena jika
kamu terus berada di zona aman mungkin kemampuan kamu dalam menjalani hidup
hanya akan stagnan di level-level itu saja. Karena itu, kuatlah. Buktikan kamu bisa berubah dan naik level dengan lebih baik. Bukan tentang bagaimana kamu merutuki masalah, namun tentang bagaimana kamu dapat mengambil pelajaran dan rendah hati untuk berubah menjadi lebih baik. Percayalah, Tuhanmu selalu menginginkan skenario yang terbaik untuk
hamba-Nya. “
Jadilah wanita yang pandai bersyukur, mand. Bukan malah wanita yang pandai mengeluh :)
Jadilah wanita yang pandai bersyukur, mand. Bukan malah wanita yang pandai mengeluh :)
Saya tersenyum.
Terimakasih, Allah.
Dan.
Terimakasih, cobaan. :)
0 comments:
Post a Comment