Thursday, May 23, 2013

Bahagia adalah Ketika Dekat kepada-Nya


Bismillaahirahmanirrahiim



" Saya bersyukur Bapak menjadi dosen disini " 
" Saya pun bahagia punya mahasiswa seperti Amanda disini "

..
..
..

Masih ingat dosen sekaligus dekan Favorite saya ? Yaps, Pak Sus Budiharto. Beberapa hari ini saya sedang sering-seringnya berinteraksi dengan beliau karena sebuah tugas wawancara. Karena sering bertatap muka dan berbincang dengan beliau lah, rasanya beberapa perubahan berupa ketenangan dan kebahagiaan menjadi hadir dalam hidup saya sekarang. Yah, walaupun terkadang saya masih saja tetap rapuh seperti biasanya, mudah sedih karena kangen keluarga misalnya -_-

Berkomunikasi dengan beliau membuat saya mendapat banyak pelajaran berharga, terlebih tentang makna kebahagiaan yang sesungguhnya. Menurut beliau, kebahagiaan adalah ketika kita melakukan sesuatu karena ingin meraih ridho Allah semata. Melakukan sesuatu karena ingin Allah suka dengan setiap yang kita lakukan. Manusia itu adalah makhluk yang mudah kecewa, karena melakukan sesuatu atas harapan dipandang dan diakui oleh orang lain. Dalam setiap hal pasti akan ada yang suka dan tidak suka atas tindakan yang kamu lakukan, berharap semua orang menyukaimu adalah hal yang sangat beresiko untuk menimbulkan kekecewaan. Maka, ketika kau mengubah niatmu untuk melakukan sesuatu hanya agar "Allah ridho" kepadamu, sebesar apapun ketidaksukaan orang lain terhadap apa yang kamu pikirkan atau lakukan tidak akan membuat perasaan mu rapuh dan mudah kecewa. Karena dari awal kamu tidak pernah mengharapkan pujian dari mereka, cukup lah Allah yang ridho dengan segala yang kita lakukan. Kamu percaya kan kalau Allah akan membahagiakan mu :) ? Sehingga dalam setiap apa yang kita lakukan, kita akan ikhlas dan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya, karena Allah menilai dari usaha dan kesungguhan niat, bukan hasil.


  "...Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal dan Dia memiliki Arasy yang agung."  - (QS At-Taubah: 129).

..
..
..

Saya sangat senang terhadap pak Sus, terlebih karena tidak menyangka bahwa beliau mengingat nama saya. Sangat kaget. Seriusan.  Kaget karena sudah dua semester ini beliau tidak pernah mengajar saya lagi namun masih mengingat wajah dan nama saya dengan baik. Hari pertama wawancara, beliau membelikan kami (saya dan seorang teman) dua buah yoghurt/orang, haha. Ditraktir dekan ini ceritanya, cyiint. Lalu dihari kedua kami bertemu di selter, tempat saya mengajar mbah-mbah di gunung merapi, beliau sebenarnya dari dulu juga mengajar disana hanya saja dihari yang berbeda. Dan saya sengaja menyusul di hari yang berbeda tersebut, walaupun dijalan sempat tersesat dan kehujanan (tapi seriusan tersesat di atas gunung yang sepi pada malam hari sehabis maghrib dengan bonus kehujanan adalah pengalaman ter amazing saya selama mengajar). Apalagi ketika kami datang dan menerima kenyataan pahit bahwa ternyata pak Sus baru saja selesai menutup kegiatan di selter, ha. ha. ha. ha-_-
*datang memarkir motor*
*masuk pintu mesjid*
" Ya jadi sekian dari saya malam ini, wassalamualaikum wrwb " - pak sus.
*Membeku di depan pintu mesjid karena mendapat shock therapy*
*Angin berhembus kencang, syuuuuuuuu~~~~~~*
   ( Oh ya, btw terimakasih buat beberapa teman yang sudah mau menemani malam itu, Nike, Eri, rijal, adi, ka ojhan, dan Yogi. Saya sangat tersentuh.. dan sangat senang mempunyai saudara seperti kalian. Yak, sedikit lebbay ini pemirsa ._. )


Kemudian, karena saya merasa masih harus melakukan wawancara lagi, maka hari ini saya memberanikan untuk sendirian datang ke ruang dekan dan meminta waktu beliau kembali. Saya senang karena beliau langsung bersedia untuk meluangkan waktu saat itu, padahal kesibukan menjadi dekan sangat lah padat.
Diawal perbincangan, beliau menanyakan bagaimana kabar saya di dua semester ini sampai akhirnya bertanya, 
"pengalaman spritual apa saja yang sudah kamu dapatkan lagi? " .
   Saya rasa.. jika menyangkut hal itu, semenjak bergabung dengan jafana dan mengajar di tpa, saya banyak menemukan teman yang membantu saya lebih mengenal dan dekat kepada-Nya.

Selain itu, teringat pula saya dengan kejadian beberapa hari sebelum ini. Beberapa saat sebelum melakukan wawancara pertama dengan beliau. Saya ingat sekali, saat itu (di sore hari, sholat ashar) saya sedang berada di mesjid UII, rasanya ingin sekali menumpahkan air mata disana. Mungkin faktor banyak laporan yang deadlinenya hampir tabrakan semua dan banyak nya kegagalan untuk melakukan wawancara dengan responden-responden lain sebelum bertemu pak Sus, sedangkan saat itu batas waktu untuk pengumpulan laporan observasi dan wawancara tinggal beberapa hari lagi. Saya hampir saja menangis disana. Kemudian, disana lah saya benar-benar berdoa agar dipermudah dan dipertemukan dengan "pemuka agama islam" (tema tugas) yang bersedia untuk meluangkan waktunya dalam berbagi pengalaman. Doa yang benar-benar berdoa, keyakinan saya saat itu sadar  bahwa Allah pasti akan menolong dan jangan pernah ada keraguan tentang hal tersebut. Tiba-tiba.. sehabis sholat ashar dan sepulang dari mesjid, saya dan nike mencoba untuk mendatangi ruangan dekan. Pada awalnya hampir putus asa kembali karena melihat pak Sus sedang berberes-beres sudah mau pulang. Tapi, entah keberanian apa tiba-tiba tetap nekat untuk mengetok pintu ruangan dan meminta izin kepada beliau. Dan ternyata......... beliau mau bersedia menunda kepulangan dan meluangkan waktunya untuk kami sejenak. Aaaaa, rasanya itu..... begitulah. Terharu, atas lima kali kegagalan mengajak responden lain yang sebenarnya dosen biasa tapi selalu gagal, dan kemudian sekarang berhasil mewawancarai seorang dekan yang kesibukan nya luar biasa sekali. Padahal baru saja berdoa, dan beberapa menit kemudian Allah telah memberikan jawaban dan kasih sayang-Nya, "what an amazing miracle", right ? Mungkin Tuhan memang benar ingin mempertemukan saya dengan beliau kembali di semester ini setelah sekian lama tidak berjumpa dan berbicara. Mungkin Tuhan ingin menyampaikan pesan-pesan bermanfaat untuk saya melalui beliau. Mungkin Tuhan ingin menghibur dan mengajak saya kembali ke dekat-Nya melalui ucapan-ucapan beliau.
    Karena jujur, saya mengalami banyak penurunan di semester ini, dan bertemu dengan beliau membuat saya kembali menjadi ikhlas dalam menjalani kesulitan-kesulitan yang dihadapi. 

" Tenang, dan lakukan lah semua karena ingin mengharap keridhoan Allah semata. Semakin banyak bekerja keras, semakin banyak pahala yang dapat kamu tanam. Ikhlas. Ikhlas. " 


..
..
..
    Dan setelah pertanyaan tentang pengalaman spritual tadi, akhirnya saya malah menceritakan masalah-masalah yang sedang dihadapi kepada beliau dan bukannya wawancara. Beliau langsung duduk tenang dan menutup mata. Bukan rahasia umum bahwa beliau dapat membaca pikiran orang lain, dan.. saya sangat gugup karenanya.
"   Saat itu kamu sedang menyukai seorang laki-laki kan? " , tanya pak Sus tiba-tiba ketika saya menceritakan tentang semester tiga dimana saya merasa mengalami penurunan. Hua, saya kaget sekali lagi. Sebenarnya itu sangat tepat, karena memang disemester 3 saya baru saja menyukai orang itu. Haha, dia. Yang.. entahlah.  Tapi saya langsung menggeleng cepat, malu-_-
    Yah , pokoknya begitulah. Tapi diakhir sesi curhat, saya sempat wawancara juga ko walau cuman sebentar. Bertanya hal-hal tentang kebahagiaan yang intinya seperti diceritakan diatas tadi.

     " Melalui mahasiswa seperti kamu, mungkin Allah sedang mengajarkan saya untuk bersyukur " - kalimat beliau yang begitu membuat saya terharu ketika sedang membicarakan tentang kebahagiaan berada di kampus. Hal tersebut membuat saya mempunyai keberanian untuk akhirnya mengatakan perasaan saya kepada beliau di akhir ketika pulang dan berpamitan, " Saya bersyukur Bapak memilih untuk menjadi dosen disini " .
" Saya pun bahagia punya mahasiswa seperti Amanda  ", beliau menyahut dan langsung membuat saya benar-benar ingin menangis. Untuk pertama kalinya, seseorang selain keluarga dan sahabat saya mengatakan bahwa ia bahagia dipertemukan dengan saya. Allah benar-benar baik mempertemukan saya kembali dengan pak Sus dan menyampaikan amanat-amanat berharga agar saya kembali ke jalan-Nya, terimakasih.

Yah, begitulah pertemuan saya dengan beliau beberapa hari ini. Pertemuan yang semoga mampu memberikan perubahan-perubahan dari diri saya kearah yang lebih baik. Semoga postingan ini pun dapat bermanfaat bagi kalian yang sedang berusaha mendekat kepada-Nya, karena ketika kita berjalan mendekat, maka Allah akan berlari mendekat kearah kita. Mungkin dia akan mengirimkan pak sus-pak sus lain ke kehidupan kalian sebagai jalannya atau mungkin langsung memeluk kalian tanpa perantara untuk lebih mendekat kepada-Nya :)

Karena..

Bahagia adalah Ketika Dekat kepada-Nya -

*btw: kemarin saya merusak pintu masuk ruang dekanat sehabis ngobrol sama pak sus, aaa rasanya... ah, sudahlah. Maaf ya pak, bu, dan seluruh staff diruangan itu :'>
*dilempar sepatu*

0 comments:

Post a Comment

Bahagia adalah Ketika Dekat kepada-Nya


Bismillaahirahmanirrahiim



" Saya bersyukur Bapak menjadi dosen disini " 
" Saya pun bahagia punya mahasiswa seperti Amanda disini "

..
..
..

Masih ingat dosen sekaligus dekan Favorite saya ? Yaps, Pak Sus Budiharto. Beberapa hari ini saya sedang sering-seringnya berinteraksi dengan beliau karena sebuah tugas wawancara. Karena sering bertatap muka dan berbincang dengan beliau lah, rasanya beberapa perubahan berupa ketenangan dan kebahagiaan menjadi hadir dalam hidup saya sekarang. Yah, walaupun terkadang saya masih saja tetap rapuh seperti biasanya, mudah sedih karena kangen keluarga misalnya -_-

Berkomunikasi dengan beliau membuat saya mendapat banyak pelajaran berharga, terlebih tentang makna kebahagiaan yang sesungguhnya. Menurut beliau, kebahagiaan adalah ketika kita melakukan sesuatu karena ingin meraih ridho Allah semata. Melakukan sesuatu karena ingin Allah suka dengan setiap yang kita lakukan. Manusia itu adalah makhluk yang mudah kecewa, karena melakukan sesuatu atas harapan dipandang dan diakui oleh orang lain. Dalam setiap hal pasti akan ada yang suka dan tidak suka atas tindakan yang kamu lakukan, berharap semua orang menyukaimu adalah hal yang sangat beresiko untuk menimbulkan kekecewaan. Maka, ketika kau mengubah niatmu untuk melakukan sesuatu hanya agar "Allah ridho" kepadamu, sebesar apapun ketidaksukaan orang lain terhadap apa yang kamu pikirkan atau lakukan tidak akan membuat perasaan mu rapuh dan mudah kecewa. Karena dari awal kamu tidak pernah mengharapkan pujian dari mereka, cukup lah Allah yang ridho dengan segala yang kita lakukan. Kamu percaya kan kalau Allah akan membahagiakan mu :) ? Sehingga dalam setiap apa yang kita lakukan, kita akan ikhlas dan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya, karena Allah menilai dari usaha dan kesungguhan niat, bukan hasil.


  "...Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal dan Dia memiliki Arasy yang agung."  - (QS At-Taubah: 129).

..
..
..

Saya sangat senang terhadap pak Sus, terlebih karena tidak menyangka bahwa beliau mengingat nama saya. Sangat kaget. Seriusan.  Kaget karena sudah dua semester ini beliau tidak pernah mengajar saya lagi namun masih mengingat wajah dan nama saya dengan baik. Hari pertama wawancara, beliau membelikan kami (saya dan seorang teman) dua buah yoghurt/orang, haha. Ditraktir dekan ini ceritanya, cyiint. Lalu dihari kedua kami bertemu di selter, tempat saya mengajar mbah-mbah di gunung merapi, beliau sebenarnya dari dulu juga mengajar disana hanya saja dihari yang berbeda. Dan saya sengaja menyusul di hari yang berbeda tersebut, walaupun dijalan sempat tersesat dan kehujanan (tapi seriusan tersesat di atas gunung yang sepi pada malam hari sehabis maghrib dengan bonus kehujanan adalah pengalaman ter amazing saya selama mengajar). Apalagi ketika kami datang dan menerima kenyataan pahit bahwa ternyata pak Sus baru saja selesai menutup kegiatan di selter, ha. ha. ha. ha-_-
*datang memarkir motor*
*masuk pintu mesjid*
" Ya jadi sekian dari saya malam ini, wassalamualaikum wrwb " - pak sus.
*Membeku di depan pintu mesjid karena mendapat shock therapy*
*Angin berhembus kencang, syuuuuuuuu~~~~~~*
   ( Oh ya, btw terimakasih buat beberapa teman yang sudah mau menemani malam itu, Nike, Eri, rijal, adi, ka ojhan, dan Yogi. Saya sangat tersentuh.. dan sangat senang mempunyai saudara seperti kalian. Yak, sedikit lebbay ini pemirsa ._. )


Kemudian, karena saya merasa masih harus melakukan wawancara lagi, maka hari ini saya memberanikan untuk sendirian datang ke ruang dekan dan meminta waktu beliau kembali. Saya senang karena beliau langsung bersedia untuk meluangkan waktu saat itu, padahal kesibukan menjadi dekan sangat lah padat.
Diawal perbincangan, beliau menanyakan bagaimana kabar saya di dua semester ini sampai akhirnya bertanya, 
"pengalaman spritual apa saja yang sudah kamu dapatkan lagi? " .
   Saya rasa.. jika menyangkut hal itu, semenjak bergabung dengan jafana dan mengajar di tpa, saya banyak menemukan teman yang membantu saya lebih mengenal dan dekat kepada-Nya.

Selain itu, teringat pula saya dengan kejadian beberapa hari sebelum ini. Beberapa saat sebelum melakukan wawancara pertama dengan beliau. Saya ingat sekali, saat itu (di sore hari, sholat ashar) saya sedang berada di mesjid UII, rasanya ingin sekali menumpahkan air mata disana. Mungkin faktor banyak laporan yang deadlinenya hampir tabrakan semua dan banyak nya kegagalan untuk melakukan wawancara dengan responden-responden lain sebelum bertemu pak Sus, sedangkan saat itu batas waktu untuk pengumpulan laporan observasi dan wawancara tinggal beberapa hari lagi. Saya hampir saja menangis disana. Kemudian, disana lah saya benar-benar berdoa agar dipermudah dan dipertemukan dengan "pemuka agama islam" (tema tugas) yang bersedia untuk meluangkan waktunya dalam berbagi pengalaman. Doa yang benar-benar berdoa, keyakinan saya saat itu sadar  bahwa Allah pasti akan menolong dan jangan pernah ada keraguan tentang hal tersebut. Tiba-tiba.. sehabis sholat ashar dan sepulang dari mesjid, saya dan nike mencoba untuk mendatangi ruangan dekan. Pada awalnya hampir putus asa kembali karena melihat pak Sus sedang berberes-beres sudah mau pulang. Tapi, entah keberanian apa tiba-tiba tetap nekat untuk mengetok pintu ruangan dan meminta izin kepada beliau. Dan ternyata......... beliau mau bersedia menunda kepulangan dan meluangkan waktunya untuk kami sejenak. Aaaaa, rasanya itu..... begitulah. Terharu, atas lima kali kegagalan mengajak responden lain yang sebenarnya dosen biasa tapi selalu gagal, dan kemudian sekarang berhasil mewawancarai seorang dekan yang kesibukan nya luar biasa sekali. Padahal baru saja berdoa, dan beberapa menit kemudian Allah telah memberikan jawaban dan kasih sayang-Nya, "what an amazing miracle", right ? Mungkin Tuhan memang benar ingin mempertemukan saya dengan beliau kembali di semester ini setelah sekian lama tidak berjumpa dan berbicara. Mungkin Tuhan ingin menyampaikan pesan-pesan bermanfaat untuk saya melalui beliau. Mungkin Tuhan ingin menghibur dan mengajak saya kembali ke dekat-Nya melalui ucapan-ucapan beliau.
    Karena jujur, saya mengalami banyak penurunan di semester ini, dan bertemu dengan beliau membuat saya kembali menjadi ikhlas dalam menjalani kesulitan-kesulitan yang dihadapi. 

" Tenang, dan lakukan lah semua karena ingin mengharap keridhoan Allah semata. Semakin banyak bekerja keras, semakin banyak pahala yang dapat kamu tanam. Ikhlas. Ikhlas. " 


..
..
..
    Dan setelah pertanyaan tentang pengalaman spritual tadi, akhirnya saya malah menceritakan masalah-masalah yang sedang dihadapi kepada beliau dan bukannya wawancara. Beliau langsung duduk tenang dan menutup mata. Bukan rahasia umum bahwa beliau dapat membaca pikiran orang lain, dan.. saya sangat gugup karenanya.
"   Saat itu kamu sedang menyukai seorang laki-laki kan? " , tanya pak Sus tiba-tiba ketika saya menceritakan tentang semester tiga dimana saya merasa mengalami penurunan. Hua, saya kaget sekali lagi. Sebenarnya itu sangat tepat, karena memang disemester 3 saya baru saja menyukai orang itu. Haha, dia. Yang.. entahlah.  Tapi saya langsung menggeleng cepat, malu-_-
    Yah , pokoknya begitulah. Tapi diakhir sesi curhat, saya sempat wawancara juga ko walau cuman sebentar. Bertanya hal-hal tentang kebahagiaan yang intinya seperti diceritakan diatas tadi.

     " Melalui mahasiswa seperti kamu, mungkin Allah sedang mengajarkan saya untuk bersyukur " - kalimat beliau yang begitu membuat saya terharu ketika sedang membicarakan tentang kebahagiaan berada di kampus. Hal tersebut membuat saya mempunyai keberanian untuk akhirnya mengatakan perasaan saya kepada beliau di akhir ketika pulang dan berpamitan, " Saya bersyukur Bapak memilih untuk menjadi dosen disini " .
" Saya pun bahagia punya mahasiswa seperti Amanda  ", beliau menyahut dan langsung membuat saya benar-benar ingin menangis. Untuk pertama kalinya, seseorang selain keluarga dan sahabat saya mengatakan bahwa ia bahagia dipertemukan dengan saya. Allah benar-benar baik mempertemukan saya kembali dengan pak Sus dan menyampaikan amanat-amanat berharga agar saya kembali ke jalan-Nya, terimakasih.

Yah, begitulah pertemuan saya dengan beliau beberapa hari ini. Pertemuan yang semoga mampu memberikan perubahan-perubahan dari diri saya kearah yang lebih baik. Semoga postingan ini pun dapat bermanfaat bagi kalian yang sedang berusaha mendekat kepada-Nya, karena ketika kita berjalan mendekat, maka Allah akan berlari mendekat kearah kita. Mungkin dia akan mengirimkan pak sus-pak sus lain ke kehidupan kalian sebagai jalannya atau mungkin langsung memeluk kalian tanpa perantara untuk lebih mendekat kepada-Nya :)

Karena..

Bahagia adalah Ketika Dekat kepada-Nya -

*btw: kemarin saya merusak pintu masuk ruang dekanat sehabis ngobrol sama pak sus, aaa rasanya... ah, sudahlah. Maaf ya pak, bu, dan seluruh staff diruangan itu :'>
*dilempar sepatu*

0 comments: