Thursday, May 30, 2013

Pertemuan di Mesjid, Sore Itu.


Bismillahirrahmannirahiim

..



"Bagaimana mbak bisa menemukan suami mbak sekarang ?

" Kamu gak akan pernah tau bahwa mungkin saja orang yang tidak sengaja berpapasan dengan kamu kemarin atau bahkan hari ini ternyata adalah suami kamu dimasa depan. Mana pernah saya menyangka kan bahwa org itu sekarang malah menjadi suami saya. Mengobrol saja bahkan tidak pernah. Cinta itu sederhana, dek. " –

..
..
..

Sore itu di mesjid dekat malioboro, Jogjakarta, tiba-tiba seorang perempuan datang menyapa seraya tersenyum. Entah siapa orang ini, pikir saya pertama kali. Dia menyapa dengan lembut selembut perangai dan jilbab panjangnya. Teduh, pikir saya lagi. Sore itu saya sengaja mendiamkan diri di mesjid untuk mengerjakan tugas dengan laptop yang siap sedia ditangan sambil menunggu kedatangan mama yang sedang asyik membeli pesanan ini itu di Malioboro, sampai perempuan ini tiba-tiba datang menyapa.


" Aku sudah dari tadi loh memperhatikan adek " - katanya lagi.
" Ya ? "
" Lagi nunggu orang juga ya ? Bareng yuk sambil ngobrol-ngobrol "
" Oh, boleh boleh, mari mba. Ayo sini duduk. Dengan mbak siapa ? "
" Kiki " - seraya mengulurkan tangan.
" Manda, mbak " - membalas sambutan tangannya.

Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja kami sudah bercerita banyak tentang segala hal (*penulis kurang baik, malas menceritakan semuanya, haha). Beliau, yang ternyata lebih tua 8 tahun, bercerita tentang banyak hal saat itu. Namun, yang paling menggelitik saya untuk terus bertanya adalah tentang kisah cinta yang beliau alami. Mbak Kiki bercerita bahwa dia baru saja menikah selama 5 bulan dengan seorang yang pada dahulu dia tidak menyangka bahwa orang itu akan menjadi jodohnya kini.

" Saya sudah sering menjalani yang namanya ta'aruf itu, namun sering ga cocok, dek. Tapi, subhanallah tiba-tiba datang suami saya sekarang yang dahulu adalah teman satu kampus saya. Coba tanya semua teman-teman saya, ga pernah ada yang menyangka bahwa ternyata dia menyukai saya dahulu. Dan ketika dia datang kembali menemui saya disaat kami telah sama-sama siap untuk berkeluarga, yasudah, tek, saya kasih alamat orang tua saya. Saya bilang bahwa kalau dia memang serius, lamar saya langsung ke orangtua saya. Setelah dia bicara ke orangtua saya, saya minta waktu 3 bulan untuk berproses dengannya. Dan ternyata.. barakallah, ternyata begini lah kami sekarang. Rasanya aneh aja, dulu saya hanya berpikir dia adalah orang asing yang tidak sengaja berpapasan di kampus, ternyata sekarang dia adalah suami saya " -

Demikian lah sedikit yang saya kutip dari pembicaraan kami. Subhanallah sekali kisah mbak kiki ini. Subhanallah juga untuk suami mbak kiki yang bisa menyimpan perasaannya selama bertahun-tahun lalu mengutarakannya disaat mereka berdua sama-sama sudah siap untuk berkeluarga. Bahkan mbak kiki sendiri pun kaget saking ga tahu perasaan suaminya dulu. Makanya, kata mbak kiki, siapkan diri untuk masa depan dari kekagetan-kekagetan yang mungkin terjadi, siapa tahu yang sekarang orang asing bagi kamu dan hanya sekedar lewat ketika bertemu di kantin atau entah dimana, eh ternyata dia adalah jodoh kamu di masa depan. Makanya, bersikap baik dan lembut lah dimanapun kamu berada. 

Selain itu, yang membuat saya kagum adalah cara suami mbak kiki dalam menjaga kesucian orang yang disukainya. Kenapa dia menahan perasaannya dahulu, saya rasa karena dia tidak mau menawarkan cinta yang salah kepada mbak kiki. Dengan kata lain, dia ingin menjaga kesucian mbak kiki.

" cinta yang suci itu adalah yang mau dan mampu menjaga kesucian pasangannya " -

Tuhan, saya ingin cinta yang seperti itu. Karena itulah saat ini saya berjuang untuk menjaga diri. Sayangnya, saya tidak setangguh mbak kiki dan suaminya. Tapi Tuhan, saya akan terus berusaha dalam menundukkan nafs dan lebih meningkatkan qalb.

Btw, masalah cinta adalah satu hal dari sepersekian hal yang kami bicarakan sore itu. Karena, ternyata beliau adalah mahasiswa lulusan psikologi juga! Kebetulan kan bisa curhat masalah tugas yang saat itu sedang saya pegang juga, hehe. Kami pun berbicara tentang kehidupan organisasi pula, mbak kiki telah keluar dari organisasinya di semester 5. Dan kebetulan setelah dia keluar, suaminya menjabat jadi ketua saat itu. Hanya saja mbak Kiki belum kenal, karena mereka memang berbeda jurusan kuliah. Begitulah Tuhan ingin menjaga dua orang insan yang berjodoh namun belum waktunya bagi mereka bersama.

Nasehat mbak kiki yang paling saya ingat adalah..

" kamu itu masih muda. Makanya perbanyak mengaji dan belajar. Perbanyak ilmu dunia dan seimbangkan dengan ilmu akhirat. Bismillah, kehidupan kamu akan berkualitas dimata Allah SWT " .

Kebetulan juga teringat, tentang saya yang baru saja bergabung dengan kajian anak-anak MIPA. Sedikit cerita, sebelum bergabung dengan anak-anak MIPA saya merasa sangat galau, takut, dan khawatir. Kenapa ? Karena saya akan menjadi satu-satunya anak yang bukan jurusan MIPA yang bergabung dengan mereka. Tapi, ketika masuk dan telah bergabung dalam kajian tersebut, mana ada yang namanya galau dan entah apa namanya itu, karena Allah Maha Penyayang, Ia mempermudah setiap hamba-Nya yang ingin mendekat dan memberikan kebahagiaan sebagai balasan. Yap, saya merasa sangat beruntung dan bahagia dapat bergabung bersama mereka, tidak ada yang memandang sebelah mata atau memperlakukan saya berbeda hanya karena saya bukan bagian dari organisasi mereka. Bahkan dengan mudahnya saya dapat berbaur kepada mereka dibanding dengan teman-teman di jurusan saya sendiri. Makanya, mari kita perbanyak silaturahmi kita dan kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan semoga orang lain juga ketiban manfaatnya :))

" Dek manda mungkin saja merasa sudah mengenal saya lama, lalu kemudian kita dipertemukan hari ini. Berbicara banyak tentang berbagai hal dan ternyata kita berasal dari lingkungan yang sama, psikologi " - mbak Kiki.

Dalam hati saya mengiyakan dalam diam dan tersenyum kepada mbaknya, Allah telah baik hati mempertemukan saya dengan perempuan ini sebagai penyampai amanah yang mungkin ingin Allah sampaikan kepada saya. Banyak hal yang mbak Kiki share kan kepada saya terkait dengan kehidupannya sebagai mahasiswa psikologi, memberikan banyak motivasi agar saya lebih bangkit lagi dalam mengerjakan tugas saya sebagai pelajar. Rasanya saya pun menjadi lebih bersemangat dan tidak ingin terlalu banyak mengeluh lagi, hyatt. Doa nya sih gitu.

Mbak kiki mengatakan juga bahwa umur saya sekarang masih labil dalam mencari identitas. Nanti saat 23-25 mungkin empati akan menjadi terbentuk dengan lebih lagi, dan lebih matang dalam berpikir. Makanya, mbak kiki juga menyampaikan agar menikah sesudah lulus kuliah saja (.____.)

Hm.. Kalau yang itu, saya manut wae lah sama Allah SWT.
Pokoknya, saya bahagia dengan...


- Prtemuan di Mesjid, Sore Itu. -

#Np : Christina Perry - A Thousand Years



0 comments:

Post a Comment

Pertemuan di Mesjid, Sore Itu.


Bismillahirrahmannirahiim

..



"Bagaimana mbak bisa menemukan suami mbak sekarang ?

" Kamu gak akan pernah tau bahwa mungkin saja orang yang tidak sengaja berpapasan dengan kamu kemarin atau bahkan hari ini ternyata adalah suami kamu dimasa depan. Mana pernah saya menyangka kan bahwa org itu sekarang malah menjadi suami saya. Mengobrol saja bahkan tidak pernah. Cinta itu sederhana, dek. " –

..
..
..

Sore itu di mesjid dekat malioboro, Jogjakarta, tiba-tiba seorang perempuan datang menyapa seraya tersenyum. Entah siapa orang ini, pikir saya pertama kali. Dia menyapa dengan lembut selembut perangai dan jilbab panjangnya. Teduh, pikir saya lagi. Sore itu saya sengaja mendiamkan diri di mesjid untuk mengerjakan tugas dengan laptop yang siap sedia ditangan sambil menunggu kedatangan mama yang sedang asyik membeli pesanan ini itu di Malioboro, sampai perempuan ini tiba-tiba datang menyapa.


" Aku sudah dari tadi loh memperhatikan adek " - katanya lagi.
" Ya ? "
" Lagi nunggu orang juga ya ? Bareng yuk sambil ngobrol-ngobrol "
" Oh, boleh boleh, mari mba. Ayo sini duduk. Dengan mbak siapa ? "
" Kiki " - seraya mengulurkan tangan.
" Manda, mbak " - membalas sambutan tangannya.

Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja kami sudah bercerita banyak tentang segala hal (*penulis kurang baik, malas menceritakan semuanya, haha). Beliau, yang ternyata lebih tua 8 tahun, bercerita tentang banyak hal saat itu. Namun, yang paling menggelitik saya untuk terus bertanya adalah tentang kisah cinta yang beliau alami. Mbak Kiki bercerita bahwa dia baru saja menikah selama 5 bulan dengan seorang yang pada dahulu dia tidak menyangka bahwa orang itu akan menjadi jodohnya kini.

" Saya sudah sering menjalani yang namanya ta'aruf itu, namun sering ga cocok, dek. Tapi, subhanallah tiba-tiba datang suami saya sekarang yang dahulu adalah teman satu kampus saya. Coba tanya semua teman-teman saya, ga pernah ada yang menyangka bahwa ternyata dia menyukai saya dahulu. Dan ketika dia datang kembali menemui saya disaat kami telah sama-sama siap untuk berkeluarga, yasudah, tek, saya kasih alamat orang tua saya. Saya bilang bahwa kalau dia memang serius, lamar saya langsung ke orangtua saya. Setelah dia bicara ke orangtua saya, saya minta waktu 3 bulan untuk berproses dengannya. Dan ternyata.. barakallah, ternyata begini lah kami sekarang. Rasanya aneh aja, dulu saya hanya berpikir dia adalah orang asing yang tidak sengaja berpapasan di kampus, ternyata sekarang dia adalah suami saya " -

Demikian lah sedikit yang saya kutip dari pembicaraan kami. Subhanallah sekali kisah mbak kiki ini. Subhanallah juga untuk suami mbak kiki yang bisa menyimpan perasaannya selama bertahun-tahun lalu mengutarakannya disaat mereka berdua sama-sama sudah siap untuk berkeluarga. Bahkan mbak kiki sendiri pun kaget saking ga tahu perasaan suaminya dulu. Makanya, kata mbak kiki, siapkan diri untuk masa depan dari kekagetan-kekagetan yang mungkin terjadi, siapa tahu yang sekarang orang asing bagi kamu dan hanya sekedar lewat ketika bertemu di kantin atau entah dimana, eh ternyata dia adalah jodoh kamu di masa depan. Makanya, bersikap baik dan lembut lah dimanapun kamu berada. 

Selain itu, yang membuat saya kagum adalah cara suami mbak kiki dalam menjaga kesucian orang yang disukainya. Kenapa dia menahan perasaannya dahulu, saya rasa karena dia tidak mau menawarkan cinta yang salah kepada mbak kiki. Dengan kata lain, dia ingin menjaga kesucian mbak kiki.

" cinta yang suci itu adalah yang mau dan mampu menjaga kesucian pasangannya " -

Tuhan, saya ingin cinta yang seperti itu. Karena itulah saat ini saya berjuang untuk menjaga diri. Sayangnya, saya tidak setangguh mbak kiki dan suaminya. Tapi Tuhan, saya akan terus berusaha dalam menundukkan nafs dan lebih meningkatkan qalb.

Btw, masalah cinta adalah satu hal dari sepersekian hal yang kami bicarakan sore itu. Karena, ternyata beliau adalah mahasiswa lulusan psikologi juga! Kebetulan kan bisa curhat masalah tugas yang saat itu sedang saya pegang juga, hehe. Kami pun berbicara tentang kehidupan organisasi pula, mbak kiki telah keluar dari organisasinya di semester 5. Dan kebetulan setelah dia keluar, suaminya menjabat jadi ketua saat itu. Hanya saja mbak Kiki belum kenal, karena mereka memang berbeda jurusan kuliah. Begitulah Tuhan ingin menjaga dua orang insan yang berjodoh namun belum waktunya bagi mereka bersama.

Nasehat mbak kiki yang paling saya ingat adalah..

" kamu itu masih muda. Makanya perbanyak mengaji dan belajar. Perbanyak ilmu dunia dan seimbangkan dengan ilmu akhirat. Bismillah, kehidupan kamu akan berkualitas dimata Allah SWT " .

Kebetulan juga teringat, tentang saya yang baru saja bergabung dengan kajian anak-anak MIPA. Sedikit cerita, sebelum bergabung dengan anak-anak MIPA saya merasa sangat galau, takut, dan khawatir. Kenapa ? Karena saya akan menjadi satu-satunya anak yang bukan jurusan MIPA yang bergabung dengan mereka. Tapi, ketika masuk dan telah bergabung dalam kajian tersebut, mana ada yang namanya galau dan entah apa namanya itu, karena Allah Maha Penyayang, Ia mempermudah setiap hamba-Nya yang ingin mendekat dan memberikan kebahagiaan sebagai balasan. Yap, saya merasa sangat beruntung dan bahagia dapat bergabung bersama mereka, tidak ada yang memandang sebelah mata atau memperlakukan saya berbeda hanya karena saya bukan bagian dari organisasi mereka. Bahkan dengan mudahnya saya dapat berbaur kepada mereka dibanding dengan teman-teman di jurusan saya sendiri. Makanya, mari kita perbanyak silaturahmi kita dan kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan semoga orang lain juga ketiban manfaatnya :))

" Dek manda mungkin saja merasa sudah mengenal saya lama, lalu kemudian kita dipertemukan hari ini. Berbicara banyak tentang berbagai hal dan ternyata kita berasal dari lingkungan yang sama, psikologi " - mbak Kiki.

Dalam hati saya mengiyakan dalam diam dan tersenyum kepada mbaknya, Allah telah baik hati mempertemukan saya dengan perempuan ini sebagai penyampai amanah yang mungkin ingin Allah sampaikan kepada saya. Banyak hal yang mbak Kiki share kan kepada saya terkait dengan kehidupannya sebagai mahasiswa psikologi, memberikan banyak motivasi agar saya lebih bangkit lagi dalam mengerjakan tugas saya sebagai pelajar. Rasanya saya pun menjadi lebih bersemangat dan tidak ingin terlalu banyak mengeluh lagi, hyatt. Doa nya sih gitu.

Mbak kiki mengatakan juga bahwa umur saya sekarang masih labil dalam mencari identitas. Nanti saat 23-25 mungkin empati akan menjadi terbentuk dengan lebih lagi, dan lebih matang dalam berpikir. Makanya, mbak kiki juga menyampaikan agar menikah sesudah lulus kuliah saja (.____.)

Hm.. Kalau yang itu, saya manut wae lah sama Allah SWT.
Pokoknya, saya bahagia dengan...


- Prtemuan di Mesjid, Sore Itu. -

#Np : Christina Perry - A Thousand Years



0 comments: