Sunday, April 28, 2013

Catatan Berantakan

Bismillahirrahmannirahiim.
Ini adalah sebuah catatan berantakan yang saya buat ketika saya sedang berantakan.

---------------------------------------------------------------

Aku akan berusaha menjadi dewasa.
Aku akan berusaha menghilangkan sifat anak-anak yang ada dalam diri.
Lihat saja.
Aku bisa..
Aku bisa..
Aku benar-benar akan berusaha..
Maka karena itu, ketika kita bertemu lihat lah bahwa aku telah menjadi dewasa.
Aku akan menjadi ibu untukmu.
Aku pun bisa jika harus menjadi seperti seorang ayah untukmu.
Aku bisa untuk menjadi tempat bersandarmu kelak.
Aku bisa untuk menjadi tempatmu bercerita kelak.
Karena aku akan menjadi dewasa.
Karena aku akan berubah menjadi dewasa.


Karena itu..
Jangan takut..
Karena aku akan berusaha keras untuk menjaga dan memperhatikan keluarga kita kelak.
Karena itu..
Aku mohon jika suatu saat ternyata aku lelah mempertahankan sikap dewasa itu,
maka biarkan aku bersandar disampingmu sejenak dengan segala sikap kekanak-kanakanku.
Karena itu..
Bila aku telah lelah menjadi dewasa,
biarkan aku kembali menjadi seperti anak-anak sebentar saja.
Yang selalu dengan ringan mengatakan apapun yang ia inginkan.
Yang akan dengan egois meminta keinginannya agar terkabul.
Karena.. nyaman ku adalah seperti ini.
Karena aku merasa menjadi diriku sendiri saat seperti ini.

Ini terdengar lucu.
Tapi sungguh, jika aku menjadi anak-anak di depan entah siapa,
 maka yakinlah bahwa saat itu aku telah merasa nyaman dengannya.

Aku tidak tahu seperti apakah rupa dan sikapmu yang telah Allah jodohkan untukku.
Apakah itu engkau yang akan selalu menuntut kedewasaan dariku.
Atau engkau yang akan mengizinkan ku untuk menjadi anak-anak sesekali.

Karena aku pun sadar bahwa aku tidak bisa terus menjadi anak-anak.
Karena aku pun ingin  ketika kita bertemu kelak,
engkau bangga melihat aku yang telah tumbuh dengan segala pemikiran dan sikap yang dewasa.
Tapi.. jika ternyata aku gagal untuk terus menjadi dewasa,
apakah mungkin kau akan meninggalkanku suatu saat ?
Aku terus meyakinkan diri bahwa engkau pasti bukan lah orang yang akan terlalu mempermasalahkan hal itu.
Aku terus meyakinkan bahwa suatu saat ketika bertemu engkau akan berkata bahwa aku berhak untuk menjadi diriku sendiri,
namun.. aku pun kelak sadar bahwa aku harus tahu diri.

Maka karena itu..
Lihat lah sebentar lagi bahwa aku bisa menjadi dewasa.
Dan ketika aku telah berhasil menjadi dewasa, maka cepatlah datang kesini.

Yang harus kau tahu,
Aku akan berusaha..
Aku akan berusaha..
Aku akan berusaha.
Karena aku pasti bisa mengalahkan sikap kekanakan ini.
Karena aku harus menjadi ibu yang membanggakan dari keluarga kita kelak.

Maka lihatlah.
Aku pasti bisa..

Hanya.. tunggulah sebentar lagi.. lalu muncul lah kau dihadapanku.

*Sebenarnya aku pun ingin mendengarkan kau berkata,"jangan terlalu dipaksakan untuk merubah sikap, karena sesungguhnya aku benar menyukaimu dengan segala yang ada pada dirimu saat ini". Ironi sekali. Aku begitu lemah sehingga mengharapkan kau berkata seperti itu. Tapi.. Kau mungkin benar, dan aku salah. *

0 comments:

Post a Comment

Catatan Berantakan

Bismillahirrahmannirahiim.
Ini adalah sebuah catatan berantakan yang saya buat ketika saya sedang berantakan.

---------------------------------------------------------------

Aku akan berusaha menjadi dewasa.
Aku akan berusaha menghilangkan sifat anak-anak yang ada dalam diri.
Lihat saja.
Aku bisa..
Aku bisa..
Aku benar-benar akan berusaha..
Maka karena itu, ketika kita bertemu lihat lah bahwa aku telah menjadi dewasa.
Aku akan menjadi ibu untukmu.
Aku pun bisa jika harus menjadi seperti seorang ayah untukmu.
Aku bisa untuk menjadi tempat bersandarmu kelak.
Aku bisa untuk menjadi tempatmu bercerita kelak.
Karena aku akan menjadi dewasa.
Karena aku akan berubah menjadi dewasa.


Karena itu..
Jangan takut..
Karena aku akan berusaha keras untuk menjaga dan memperhatikan keluarga kita kelak.
Karena itu..
Aku mohon jika suatu saat ternyata aku lelah mempertahankan sikap dewasa itu,
maka biarkan aku bersandar disampingmu sejenak dengan segala sikap kekanak-kanakanku.
Karena itu..
Bila aku telah lelah menjadi dewasa,
biarkan aku kembali menjadi seperti anak-anak sebentar saja.
Yang selalu dengan ringan mengatakan apapun yang ia inginkan.
Yang akan dengan egois meminta keinginannya agar terkabul.
Karena.. nyaman ku adalah seperti ini.
Karena aku merasa menjadi diriku sendiri saat seperti ini.

Ini terdengar lucu.
Tapi sungguh, jika aku menjadi anak-anak di depan entah siapa,
 maka yakinlah bahwa saat itu aku telah merasa nyaman dengannya.

Aku tidak tahu seperti apakah rupa dan sikapmu yang telah Allah jodohkan untukku.
Apakah itu engkau yang akan selalu menuntut kedewasaan dariku.
Atau engkau yang akan mengizinkan ku untuk menjadi anak-anak sesekali.

Karena aku pun sadar bahwa aku tidak bisa terus menjadi anak-anak.
Karena aku pun ingin  ketika kita bertemu kelak,
engkau bangga melihat aku yang telah tumbuh dengan segala pemikiran dan sikap yang dewasa.
Tapi.. jika ternyata aku gagal untuk terus menjadi dewasa,
apakah mungkin kau akan meninggalkanku suatu saat ?
Aku terus meyakinkan diri bahwa engkau pasti bukan lah orang yang akan terlalu mempermasalahkan hal itu.
Aku terus meyakinkan bahwa suatu saat ketika bertemu engkau akan berkata bahwa aku berhak untuk menjadi diriku sendiri,
namun.. aku pun kelak sadar bahwa aku harus tahu diri.

Maka karena itu..
Lihat lah sebentar lagi bahwa aku bisa menjadi dewasa.
Dan ketika aku telah berhasil menjadi dewasa, maka cepatlah datang kesini.

Yang harus kau tahu,
Aku akan berusaha..
Aku akan berusaha..
Aku akan berusaha.
Karena aku pasti bisa mengalahkan sikap kekanakan ini.
Karena aku harus menjadi ibu yang membanggakan dari keluarga kita kelak.

Maka lihatlah.
Aku pasti bisa..

Hanya.. tunggulah sebentar lagi.. lalu muncul lah kau dihadapanku.

*Sebenarnya aku pun ingin mendengarkan kau berkata,"jangan terlalu dipaksakan untuk merubah sikap, karena sesungguhnya aku benar menyukaimu dengan segala yang ada pada dirimu saat ini". Ironi sekali. Aku begitu lemah sehingga mengharapkan kau berkata seperti itu. Tapi.. Kau mungkin benar, dan aku salah. *

0 comments: