Wednesday, April 3, 2013

Wajah Kardus



^Assalamualaikum^



Huaaa hiks hiks hiks
*peluk senpai senri shiki kenceng-kenceng*

Blojjessssst, huaaaaaaa
*Bersimbah air mata*
*Jadi mutiara*

Ini bener-bener tragedi memalukan di hari rabu.
Padahal hari ini saya lagi seneng bangett yang seneng nya sangat seneng seneng banget deh pokonya karena suatu hal.

Selain itu, saya pun juga sangat senang karena baru saja mendapat pinjaman proyektor "gratis" dari mas tri (sekretaris umum JAFANA) , dan tanpa perlu membuat surat-surat peminjaman segala pula! Lucky~ Pokonya seneng nya numpuk lah hari ini.


Tapi…….. hiks hiks…

Suatu hal terjadi................


Mari dimulai cerita ini dari awal kembali…
*mutar kaset ulang*
Jadi gini…. 




Sebelumnya, saya baru saja selesai dari kelas Asesmen Kepribadian, nah disana baru saja diberikan semacam tes inventory untuk mengetahui tingkat depresi dari diri kita sendiri. Karena memang saat itu saya lagi seneng yang seneng banget, so hasil dari tingkat depresi saya masih tergolong dalam kategori yang depresi kecil (wajar). 
Setelah kelas asesmen kepribadian, kemudian sholat sebentar di Ulil dan langsung pergi makan bersama-sama dengan eri + acih ke kantin rektorat.

Dan................. hiks hiks hiks.....
Suatu hal merusak segalanya. Disinilah segalanya terjadi.
Jeng. Jeng.

Lalu.....


PRANGGGG! 

Hancur lah diri saya menjadi butiran debu.
*Rumor langsung datang menghibur*
*masih meluk senpai shiki*

Hiks hiks hiks hiks.............................. 



Huaaa..... Jadi, tadi.... saya jatuh coba......
Bukan jatuh yang biasa tapi, blojjest :''''
Tapi...........

Jatuh dari..................... kursi, blojjest.
*bersimbah darah* 
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Huaaa malu-maluin banget... hiks hiks hiks.

Mana pas lagi makan di kantin rektorat pula, tempat makannya para senior, karyawan, dan para dosen serta dekan dsb. 

Rasanya itu........................ speechless banget, blojjest.




Memang bener kata orang, hal pertama yang akan kita lakuin sehabis jatuh itu kayaknya adalah....................... tertawa
Karena saking malunya itu mungkin. Sakit loh jatuhnya padahal

Tapi, sakit nya alhamdulillah bisa tertutupi dengan rasa malu tadi. Absurd.. banget. Super.

Mana ada sih orang, yang sudah dewasa kayak saya, maaaaaasih aja bisa jatuh dari tempat duduk kaya tadi, macam anak sd tau, blojjets.
Yah, saya memang awet muda sih tapi.
*pasang pose terunyu*

"Terakhir aku jatuh kaya gini rasanya SMP loh padahal, dulu sering rasanya kayak gini (-______-) " - saya
" Iya, aku juga. Jadi pihak yang narikin kursinya biar jatoh tapi.................. " - teman saya, acih.
" Aaaaaaaaaaaa " –  akhirnya langsung mukul-mukul temen saya, sekalian sebagai pembalasan dendam kesumat baheula saya sama temen-temen yang dulu suka ngusilin.


" Eh, siapa tahu tiba-tiba muncul orang, lalu dia ngomong: SELAMAT ANDA MASUK SUPER TRAPPP! " - teman saya mulai berbicara ngawur lagi. Tapi yah saya hargai usaha dia buat ngehibur saya yang sedang berlara duka sedih yang mendalam sedalam lautan samudra hindia 
*sroot.. nyapu ingus*

Rasanya itu............ self esteem saya langsung drop se drop drop drop drop nya.

Dan andaikan pak Novvaliant, dosen asesmen kepribadian, tiba-tiba datang menghampiri saya lalu menyuruh ikut asesmen tingkat depresi lagi, maka mungkin hasil dari asesmen itu adalah saya sedang berada di tingkatan depresi yang sangat berat, blojjest.
Hiks hiks.
*garuk-garuk tanah*


Tapi.. hhah, dengan acting super saya, rasanya saya sudah berhasil memasang wajah selempem kardus tadi sehabis jatuh................................  wajah super polos hingga tiada yang sanggup menertawakan kebodohan saya.

*dadah-dadah ala putri indonesia*

Baik. Sudahlah, mari kita akhiri postingan absurd yang ga memberikan satu pun manfaat  selain hanya membuka aib saya sendiri ini………. Zzzzz. 

Eh, tapi ada sih hikmahnya kalau dipikir-pikir lagi, paling ga hari ini bukankah saya telah berhasil membuat orang disekitar saya tertawa karena saya ?
Membahagiakan orang, bukan hal yang buruk juga kan ? 
Hihi. Raja ngeles banget ya.
Sudah ah. Mari tutup postingan ini dengan membaca hamdallah.
*KETOK PALU*

Tertanda
Yang berusaha bermuka kardus,


Amanda Noviana

0 comments:

Post a Comment

Wajah Kardus



^Assalamualaikum^



Huaaa hiks hiks hiks
*peluk senpai senri shiki kenceng-kenceng*

Blojjessssst, huaaaaaaa
*Bersimbah air mata*
*Jadi mutiara*

Ini bener-bener tragedi memalukan di hari rabu.
Padahal hari ini saya lagi seneng bangett yang seneng nya sangat seneng seneng banget deh pokonya karena suatu hal.

Selain itu, saya pun juga sangat senang karena baru saja mendapat pinjaman proyektor "gratis" dari mas tri (sekretaris umum JAFANA) , dan tanpa perlu membuat surat-surat peminjaman segala pula! Lucky~ Pokonya seneng nya numpuk lah hari ini.


Tapi…….. hiks hiks…

Suatu hal terjadi................


Mari dimulai cerita ini dari awal kembali…
*mutar kaset ulang*
Jadi gini…. 




Sebelumnya, saya baru saja selesai dari kelas Asesmen Kepribadian, nah disana baru saja diberikan semacam tes inventory untuk mengetahui tingkat depresi dari diri kita sendiri. Karena memang saat itu saya lagi seneng yang seneng banget, so hasil dari tingkat depresi saya masih tergolong dalam kategori yang depresi kecil (wajar). 
Setelah kelas asesmen kepribadian, kemudian sholat sebentar di Ulil dan langsung pergi makan bersama-sama dengan eri + acih ke kantin rektorat.

Dan................. hiks hiks hiks.....
Suatu hal merusak segalanya. Disinilah segalanya terjadi.
Jeng. Jeng.

Lalu.....


PRANGGGG! 

Hancur lah diri saya menjadi butiran debu.
*Rumor langsung datang menghibur*
*masih meluk senpai shiki*

Hiks hiks hiks hiks.............................. 



Huaaa..... Jadi, tadi.... saya jatuh coba......
Bukan jatuh yang biasa tapi, blojjest :''''
Tapi...........

Jatuh dari..................... kursi, blojjest.
*bersimbah darah* 
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Huaaa malu-maluin banget... hiks hiks hiks.

Mana pas lagi makan di kantin rektorat pula, tempat makannya para senior, karyawan, dan para dosen serta dekan dsb. 

Rasanya itu........................ speechless banget, blojjest.




Memang bener kata orang, hal pertama yang akan kita lakuin sehabis jatuh itu kayaknya adalah....................... tertawa
Karena saking malunya itu mungkin. Sakit loh jatuhnya padahal

Tapi, sakit nya alhamdulillah bisa tertutupi dengan rasa malu tadi. Absurd.. banget. Super.

Mana ada sih orang, yang sudah dewasa kayak saya, maaaaaasih aja bisa jatuh dari tempat duduk kaya tadi, macam anak sd tau, blojjets.
Yah, saya memang awet muda sih tapi.
*pasang pose terunyu*

"Terakhir aku jatuh kaya gini rasanya SMP loh padahal, dulu sering rasanya kayak gini (-______-) " - saya
" Iya, aku juga. Jadi pihak yang narikin kursinya biar jatoh tapi.................. " - teman saya, acih.
" Aaaaaaaaaaaa " –  akhirnya langsung mukul-mukul temen saya, sekalian sebagai pembalasan dendam kesumat baheula saya sama temen-temen yang dulu suka ngusilin.


" Eh, siapa tahu tiba-tiba muncul orang, lalu dia ngomong: SELAMAT ANDA MASUK SUPER TRAPPP! " - teman saya mulai berbicara ngawur lagi. Tapi yah saya hargai usaha dia buat ngehibur saya yang sedang berlara duka sedih yang mendalam sedalam lautan samudra hindia 
*sroot.. nyapu ingus*

Rasanya itu............ self esteem saya langsung drop se drop drop drop drop nya.

Dan andaikan pak Novvaliant, dosen asesmen kepribadian, tiba-tiba datang menghampiri saya lalu menyuruh ikut asesmen tingkat depresi lagi, maka mungkin hasil dari asesmen itu adalah saya sedang berada di tingkatan depresi yang sangat berat, blojjest.
Hiks hiks.
*garuk-garuk tanah*


Tapi.. hhah, dengan acting super saya, rasanya saya sudah berhasil memasang wajah selempem kardus tadi sehabis jatuh................................  wajah super polos hingga tiada yang sanggup menertawakan kebodohan saya.

*dadah-dadah ala putri indonesia*

Baik. Sudahlah, mari kita akhiri postingan absurd yang ga memberikan satu pun manfaat  selain hanya membuka aib saya sendiri ini………. Zzzzz. 

Eh, tapi ada sih hikmahnya kalau dipikir-pikir lagi, paling ga hari ini bukankah saya telah berhasil membuat orang disekitar saya tertawa karena saya ?
Membahagiakan orang, bukan hal yang buruk juga kan ? 
Hihi. Raja ngeles banget ya.
Sudah ah. Mari tutup postingan ini dengan membaca hamdallah.
*KETOK PALU*

Tertanda
Yang berusaha bermuka kardus,


Amanda Noviana

0 comments: