Friday, April 26, 2013

Jika memang seperti itu harus adanya


Assalamualaikum wr.wb.


Dulu..

Mama pernah mengesampingkan keinginannya demi saya. Demi saya yang menyukai dia, seorang yang berasal dari daerah yang berbeda, sedang mama menginginkan seorang yang.. tentu saja yang sedaerah. Tapi mama selalu mendukung saya yang menyukainya, dulu dan bahkan sampai sekarang.

Baik, saat ini kita sedang berbicara tentang cross cultural.

Namun, kini berbeda.. saya mungkin telah belajar tentang keikhlasan untuk merelakan dia yang saya suka. Pun telah merelakan perasaan ini untuk tetap diam seperti ini selamanya. Dulu saya pernah berjanji dalam hati untuk menjaga bahagianya semampu yang saya bisa, bahkan walaupun itu hanya bisa saya lakukan dari belakang. Bahkan jika perasaan saya kepadanya menjadi biasa, saya tetap ingin menjaga bahagianya. Karena dia orang yang pernah menolong dan sangat saya hormati keberadaannya.


Saya menemukan buku yang bagus sekali, karya dari Ahmad Rifa'i Rif'an berjudul "Ya Allah, Siapa Jodohku? " , beliau menuliskan dalam salah satu bab yang berjudul "Cinta tak harus memiliki" bahwa:



Sehingga..


Sekarang saya pasrah. 
Dan telah mengikhlaskan keinginan saya sendiri.
Sekarang terserah Allah SWT saja.
Terserah mama pula jika ingin kembali berharap bahwa saya akan berjalan sesuai dengan keinginannya. Perasaan mungkin memang tidak bisa dipaksa.
Namun, jika itu bisa membahagiakan mama dan jika memang menurut Engkau yang begitu  baik adanya, saya manut saja ya Allah.. sekarang terserah Engkau yang mengatur jalannya semua. Saya manut.. :)


Tertanda
Manut manut wae,


Amanda. N


0 comments:

Post a Comment

Jika memang seperti itu harus adanya


Assalamualaikum wr.wb.


Dulu..

Mama pernah mengesampingkan keinginannya demi saya. Demi saya yang menyukai dia, seorang yang berasal dari daerah yang berbeda, sedang mama menginginkan seorang yang.. tentu saja yang sedaerah. Tapi mama selalu mendukung saya yang menyukainya, dulu dan bahkan sampai sekarang.

Baik, saat ini kita sedang berbicara tentang cross cultural.

Namun, kini berbeda.. saya mungkin telah belajar tentang keikhlasan untuk merelakan dia yang saya suka. Pun telah merelakan perasaan ini untuk tetap diam seperti ini selamanya. Dulu saya pernah berjanji dalam hati untuk menjaga bahagianya semampu yang saya bisa, bahkan walaupun itu hanya bisa saya lakukan dari belakang. Bahkan jika perasaan saya kepadanya menjadi biasa, saya tetap ingin menjaga bahagianya. Karena dia orang yang pernah menolong dan sangat saya hormati keberadaannya.


Saya menemukan buku yang bagus sekali, karya dari Ahmad Rifa'i Rif'an berjudul "Ya Allah, Siapa Jodohku? " , beliau menuliskan dalam salah satu bab yang berjudul "Cinta tak harus memiliki" bahwa:



Sehingga..


Sekarang saya pasrah. 
Dan telah mengikhlaskan keinginan saya sendiri.
Sekarang terserah Allah SWT saja.
Terserah mama pula jika ingin kembali berharap bahwa saya akan berjalan sesuai dengan keinginannya. Perasaan mungkin memang tidak bisa dipaksa.
Namun, jika itu bisa membahagiakan mama dan jika memang menurut Engkau yang begitu  baik adanya, saya manut saja ya Allah.. sekarang terserah Engkau yang mengatur jalannya semua. Saya manut.. :)


Tertanda
Manut manut wae,


Amanda. N


0 comments: