Thursday, January 17, 2013

HakunaMatata: Duduk Manis di Sisimu



Repost dari : HakunaMatata: Duduk Manis di Sisimu:



Karena bila ada penantian yang paling indah.
Adalah penantian untuk menemukan
kesetiaan. Kau tahu, alam semesta ini adalah 
ahlinya soal pertemuan indah.” – fa

Berjalan ke mana pun ingatan ini selalu duduk
manis di sisimu. Aku bisa jadi ada di sisi
dinding yang kamu jadikan penyangga.
Mungkin ada di genangan air selepas hujan,
kubangan yang dengan hati-hati kamu coba
lewati. 
Sesekali mungkin kamu harus
menceburkan kakimu di sana. Kamu tahu,
bermain hujan itu menyenangkan.


 Terkadang
aku ada di depan pintumu, mengetuknya
membawa kejutan dari pak pos. Lalu menjadi
saksi merekahnya senyum di wajah manismu.


Bila kamu tiba-tiba terjaga, yakinlah itu aku
yang sengaja meniup kencang daun
telingamu. 

Aku hanya rindu, rindu melihatmu
membuka mata dan menyadari aku ada di
sana. Karena berdiri di mana pun aku, ingatan
ini selalu duduk manis di sisimu.


Aku ada di sela dahan pepohonan yang
melindungimu dari cubitan sinar mentari. Aku
membuatmu mampu melihat ke langit tanpa
perlu sakit. 

Boleh jadi aku salah satu
kepompong yang bergelayut manja itu. Nanti
ada saatnya aku jadi kupu-kupu yang terbang
di ruangmu, sebagai pertanda kedatangan
seseorang yang tersayang. 


Aku selalu ada di
setiap jengkal langkah yang berusaha
membantumu agar tak terlambat sampai di
kelas ujian. 


Aku-lah yang akan melipat
sajaddah-mu bila kamu lupa melakukannya.
Atau setidaknya, aku-lah yang membuatmu
b
angkit lagi dari kasur untuk melipatnya.

Aku-lah lampu hijau yang membuatmu terus
melaju ketika terhimpit waktu.

 Atau boleh
jadi aku ini pak polisi yang menilangmu di
perempatan, yang membuatmu teringat
bahwa telah lama kamu lupa memasukkan
amal ke kotak persegi di masjid- hingga kamu
pun perlu ditegur takdir hari itu.


 Kamu tahu,
dengan kuasa semesta aku bisa jadi apa saja.
Aku kerap menyisipkan rindu untukmu dari
sela lubang pintu. Tapi kamu tak pernah
menemukannya. Itu karena ada banyak pagi,
di mana kamu kesiangan dan melewatkan
subuh lagi. Tuh kan Malaikat sudah keburu
pergi, kamu sih! 


Saat itu, aku tengah jadi
semut yang berdiam di kotak permen yang tak
sempurna rapat kamu tutup, mendelik kesal
ke arahmu. 


Tapi seberapa besar aku hingga
sanggup kau lihat? 

Ah ya, aku tahu ini pasti
belum saatnya. 


Lalu kuulangi lagi saat
sepertiga malam tiba. Tapi kamu, kamu tak
pernah terjaga untuk bertemu denganku
dalam doa. Tak apa, lain kali. Akan kucoba
lagi. Karena berlari ke mana pun, padamu-lah
aku ingin selalu pulang.

Untuk itu sesekali mari duduk manis
-lah di
sisiku, biar kita dengar cerita matahari.
Cerita soal betapa setianya malam menunggu
ia pulang.

Dan ya, kamu hanya perlu ada di sana. Meraih
apa yang kamu impikan dan menjadi dirimu
sendiri. 

Hingga suatu hari langit
mengatakan; KUPERTEMUKAN KALIAN!
Hei lihat! Sekarang aku ada pada layar di
hadapanmu.

Playing. Norah Jones – Broken


Notes:
Kita manusia ini, sudah-lah punya jodohnya
masing-masing. Tidak bertemu di dunia, insya
Allah dipertemukan di akhirat kelak. Dan
tanpa kita sadari, betapa pun sendirinya kita
menanti. Sebenarnya jodoh itu sudah duduk
manis di sisi. Sudah ada di setiap langkah kita.
Kita hanya, kalian tahu, butuh persetujuan
langit untuk dapat melihatnya. Kita hanya
tengah menunggu waktu yang tepat untuk
dipersatukan semesta.

Source : blog kak falafu :)
Tulisannya manis, dan saya menyukainya. 


*ps: Akhir-akhir ini saya sedang masa produktif dalam melakukan blog-walking. Saya rasa tidak ada salahnya berbagi beberapa hal yang saya temukan kan. Walaupun sebenarnya sudah lama sekali saya membaca tulisan kak fa yang ini. Tapi... semoga bermanfaat ya, bloggesta :) *

0 comments:

Post a Comment

HakunaMatata: Duduk Manis di Sisimu



Repost dari : HakunaMatata: Duduk Manis di Sisimu:



Karena bila ada penantian yang paling indah.
Adalah penantian untuk menemukan
kesetiaan. Kau tahu, alam semesta ini adalah 
ahlinya soal pertemuan indah.” – fa

Berjalan ke mana pun ingatan ini selalu duduk
manis di sisimu. Aku bisa jadi ada di sisi
dinding yang kamu jadikan penyangga.
Mungkin ada di genangan air selepas hujan,
kubangan yang dengan hati-hati kamu coba
lewati. 
Sesekali mungkin kamu harus
menceburkan kakimu di sana. Kamu tahu,
bermain hujan itu menyenangkan.


 Terkadang
aku ada di depan pintumu, mengetuknya
membawa kejutan dari pak pos. Lalu menjadi
saksi merekahnya senyum di wajah manismu.


Bila kamu tiba-tiba terjaga, yakinlah itu aku
yang sengaja meniup kencang daun
telingamu. 

Aku hanya rindu, rindu melihatmu
membuka mata dan menyadari aku ada di
sana. Karena berdiri di mana pun aku, ingatan
ini selalu duduk manis di sisimu.


Aku ada di sela dahan pepohonan yang
melindungimu dari cubitan sinar mentari. Aku
membuatmu mampu melihat ke langit tanpa
perlu sakit. 

Boleh jadi aku salah satu
kepompong yang bergelayut manja itu. Nanti
ada saatnya aku jadi kupu-kupu yang terbang
di ruangmu, sebagai pertanda kedatangan
seseorang yang tersayang. 


Aku selalu ada di
setiap jengkal langkah yang berusaha
membantumu agar tak terlambat sampai di
kelas ujian. 


Aku-lah yang akan melipat
sajaddah-mu bila kamu lupa melakukannya.
Atau setidaknya, aku-lah yang membuatmu
b
angkit lagi dari kasur untuk melipatnya.

Aku-lah lampu hijau yang membuatmu terus
melaju ketika terhimpit waktu.

 Atau boleh
jadi aku ini pak polisi yang menilangmu di
perempatan, yang membuatmu teringat
bahwa telah lama kamu lupa memasukkan
amal ke kotak persegi di masjid- hingga kamu
pun perlu ditegur takdir hari itu.


 Kamu tahu,
dengan kuasa semesta aku bisa jadi apa saja.
Aku kerap menyisipkan rindu untukmu dari
sela lubang pintu. Tapi kamu tak pernah
menemukannya. Itu karena ada banyak pagi,
di mana kamu kesiangan dan melewatkan
subuh lagi. Tuh kan Malaikat sudah keburu
pergi, kamu sih! 


Saat itu, aku tengah jadi
semut yang berdiam di kotak permen yang tak
sempurna rapat kamu tutup, mendelik kesal
ke arahmu. 


Tapi seberapa besar aku hingga
sanggup kau lihat? 

Ah ya, aku tahu ini pasti
belum saatnya. 


Lalu kuulangi lagi saat
sepertiga malam tiba. Tapi kamu, kamu tak
pernah terjaga untuk bertemu denganku
dalam doa. Tak apa, lain kali. Akan kucoba
lagi. Karena berlari ke mana pun, padamu-lah
aku ingin selalu pulang.

Untuk itu sesekali mari duduk manis
-lah di
sisiku, biar kita dengar cerita matahari.
Cerita soal betapa setianya malam menunggu
ia pulang.

Dan ya, kamu hanya perlu ada di sana. Meraih
apa yang kamu impikan dan menjadi dirimu
sendiri. 

Hingga suatu hari langit
mengatakan; KUPERTEMUKAN KALIAN!
Hei lihat! Sekarang aku ada pada layar di
hadapanmu.

Playing. Norah Jones – Broken


Notes:
Kita manusia ini, sudah-lah punya jodohnya
masing-masing. Tidak bertemu di dunia, insya
Allah dipertemukan di akhirat kelak. Dan
tanpa kita sadari, betapa pun sendirinya kita
menanti. Sebenarnya jodoh itu sudah duduk
manis di sisi. Sudah ada di setiap langkah kita.
Kita hanya, kalian tahu, butuh persetujuan
langit untuk dapat melihatnya. Kita hanya
tengah menunggu waktu yang tepat untuk
dipersatukan semesta.

Source : blog kak falafu :)
Tulisannya manis, dan saya menyukainya. 


*ps: Akhir-akhir ini saya sedang masa produktif dalam melakukan blog-walking. Saya rasa tidak ada salahnya berbagi beberapa hal yang saya temukan kan. Walaupun sebenarnya sudah lama sekali saya membaca tulisan kak fa yang ini. Tapi... semoga bermanfaat ya, bloggesta :) *

0 comments: